Human Interest Story

Terdampak PHK, Mantan Karyawan di Yogyakarta Ini Sukses Pasarkan Masker Kain ke Seluruh Indonesia

Tekanan pandemi membuat perusahaan sablon tempatnya bekerja selama 6 tahun mengalami penurunan permintaan.

Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Kurniatul Hidayah
Tribunjogja/ Nanda Sagita Ginting
Produsen masker kain di jalan Suryodiningratan, kota Yogyakarta sedang memerikasa produknya sebelum dipasarkan ke masyarakat, pada Sabtu (17/10/2020). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pandemi Covid-19 berdampak pada perlambatan ekonomi.

Akhirnya, banyak perusahaan yang produktivitasnya terganggu dan berimbas pada pengurangan hingga pemecatan karyawan.

Kondisi ini pun, turut dirasakan salah satu karyawan perusahaan sablon di kota Yogyakarta yang bernama Ardian Wahyu Suwyto (28).

Tekanan pandemi membuat perusahaan sablon tempatnya bekerja selama 6 tahun mengalami penurunan permintaan.

Akibatnya, beberapa karyawan terpaksa dirumahkan bahkan diberhentikan.

Baca juga: SAYURANDA Akan Gelar Webinar tentang Mengolah Sampah untuk Pertanian dan Pariwisata

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Indonesia 17 Oktober 2020: Kasus Baru Tambah 4.301, Total Kumulatif Jadi 357.762

"Memang sekitar Maret 2020 sudah mulai terasa menurun permintaan jasa sablon. Kami (pekerja) pun pekerja jarang berproduksi. Hingga, pada April 2020 terjadi pengurangan karyawan dan saya satu di antaranya yang terimbas,"jelasnya kepada Tribunjogja.com, pada Sabtu (17/10/2020).

Namun, kondisi tersebut tidak membuat dirinya menyerah dengan keadaan. Ia pun tak mau terlalu lama bersedih hati setelah kehilangan pekerjaannya.

Sekitar April 2020, ia mulai bangkit lagi dan memulai bisnis masker kain di rumahnya yang beralamat di jalan Suryodiningratan, kota Yogyakarta.

Dengan memanfaatkan kemahiran sang ibu dalam menjahit dan kemampuan pemasaran isterinya, ia pun mencoba untuk berkecimpung untuk berjualan masker.

"Idenya membuat masker kain datang dari isteri saya karena melihat sepinya pesanan jahitan. Sehingga munculah ide untuk membuat masker dengan memanfaatkan kain jahitan milik ibu yang tak terpakai," ujarnya.

Tak hanya itu, dalam memproduksi masker kain, dirinya pun melibatkan masyarakat sekitar khususnya ibu rumah tangga untuk membantu perekonomian mereka.

Hingga, kini sudah ada 5 orang yang ikut membantunya dalam memproduksi masker kain.

Selama memproduksi masker, ternyata respon masyarakat terhadap produknya cukup positif.

Akhirnya, ia pun meneruskan dan memperluas bisnisnya.

Baca juga: Jadwal Premier League Chelsea vs Soton Siaran NET TV / Mola Tv Liga Inggris Malam Ini - PREDIKSI

Baca juga: FORMASI Everton Vs Liverpool: Klopp Pilih Thiago dan Cadangan Wijnaldum & Ancelotti Turunkan Gomes

Hingga kini, sejak 6 bulan memulai bisnis masker kain.

Penjualannya rata-rata mencapai 1.000 helai per bulannya.

Dengan harga mulai Rp 5 ribu hingga Rp 25 ribu per satuannya.

Pangsa pasarnya pun, tak hanya meliputi wilayah Yogyakarta.

Namun, sudah menyasar ke penjuru tanah air.

"Alhamdulliah pesanan selalu ada. Pesanan datang dari kalangan pemerintah, swasta, hingga individu. Jangakaun pemasaran sudah sampai ke pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua," ucapnya.

Menariknya lagi dari usaha masker kain yang dijalankannya, sekitar sebulan lalu tepat September 2020 dirinya membuka mitra dengan perusahaan lamanya.

Sebelumya masker kain yang diproduksinya kebanyakan menggunakan kain tradisonal seperti batik dan lurik.

Kini, masker kain tersebut dikombinasi dengan tulisan sablon.

"Karena, banyak pelanggan yang meminta masker dengan tulisan yang melambangkan daerah, komunitas, bahkan julukan pribadi. Dari situ, mulailah membuka kerja sama dengan perusahaan yang dulu tempat bekerja. Alhamdulliah saling membantu dan melengkapi," pungkasnya. (ndg)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved