Kisah Pilu Penderita Sindrom Putri Tidur Asal Pamekasan, 16 Bulan Tertidur Hingga Akhirnya Meninggal

Kisah Pilu Penderita Sindrom Putri Tidur Asal Pamekasan, 16 Bulan Tertidur Hingga Akhirnya Meninggal

Editor: Hari Susmayanti
IST
Ilustrasi 

TRIBUNJOGJA.COM, PAMEKASAN - Perjuangan Rau Suriya Dhanefs (2) untuk sembuh dari penyakit sindrom putri tidur atau sleeping beauty selama 16 bulan berakhir.

Anak kedua pasangan Sofiatul Jannah (22) dan Rusum (40), warga Dusun Timur Jalan, Desa Tentenan Timur, Kecamatan Larangan, Pamekasan ini akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit di Surabaya pada Minggu (4/10/2020) yang lalu.

Rau meninggal dunia tiga hari setelah menjalani operasi.

Kelainan yang dialami membuat Rau semasa hidup sempat viral di platform TikTok.

Hal serupa juga terjadi saat Rau dikabarkan meninggal.

Lewat akun TikTok @shaka_17 milik nenek Rau, Ratnawati, ucapan belasungkawa mengalir.

Ada sekitar 392.000 lebih orang menonton video postingan pada empat hari lalu, 4.291 komentar, dan 1.498 kali dibagikan.

Nama akun @shaka_17 diambil dari saudara Rau, bernama Moh Shaka Dzurrafi (3,5).

"Banyak sekali yang ikut bersedih atas kepergian cucu saya di akun TikTok saya," ucap Ratnawati saat ditemui di kediamannya, Senin (12/10/2020).

Baca juga: Viral Video Bupati Blora Joget Tanpa Masker, Ini Pengakuan Djoko Nugroho

Baca juga: Cerita Tukang Sol Sepatu di Yogyakarta Langganan Para Mahasiswa Hingga Pekerja Kantoran

Di sela-sela perbincangan, Ratnawati melihat video menggemaskan Rau.

Wanita ini telihat sesunggukan menahan tangis.

Perjuangan Rau bertahan hidup atas kelainan yang diderita berakhir ruang operasi.

Menurut Ratna, ada gangguan pada bagian paru-paru Rau sehingga harus menjalani operasi.

Namun, Rau hanya bertahan tiga hari di rumah sakit. Ratnawati menceritakan kisah Rau.

Sejak lahir, kondisi kesehatan Rau cukup baik.

Namun, memasuki usia delapan bulan, sekujur tubuh Rau mendadak dingin.

Kepala dan wajah Rau memerah, pembuluh darah di wajahnya terlihat membiru.

Rau kemudian dibawa berobat ke dokter spesialis anak di Pamekasan.

"Kata dokter dusuruh opname di rumah sakit.

Jika dalam 10 hari tidak ada perkembangan, disuruh rujuk ke rumah sakit yang lebih lengkap peralatannya," kata perempuan asal Dusun Timur Jalan, Desa Tentenan Timur, Kecamatan Larangan ini.

Selama menjalani perawatan di rumah sakit, gejala sleeping beauty syndrome mulai tampak.

Mata Rau terus terpejam. Karena 10 hari tidak ada perkembangan kesehatan, Rau kemudian dirujuk ke rumah sakit swasta di Surabaya.

Di sana Rau dirawat selama dua bulan lebih.

"Ada penyakit baru di tubuh Rau. Kata dokter Hydrosipalus dan meningitis TB," ujar Ratnawati.

Meksipun sudah dua bulan dirawat di rumah sakit mewah di Surabaya, mata Rau tetap terpejam.

Dokter menyarankan agar Rau dibawa pulang karena proses terapi bisa dilakukan di rumah sakit daerah di Pamekasan.

Tiga kali dalam sepekan Rau menjalani terapi di rumah sakit Pamekasan.

Namun, seiring dengan pandemi Covid-19, terapi dihentikan.

Sebagai gantinya, Ratnawati mencoba pengobatan alternatif.

Sebab semua petunjuk obat dari dokter sudah dipenuhi meskipun harganya jutaan rupiah.

Selama pengobatan dihentikan, kondisi tubuh Rau berangsur-angsur membaik.

Susu yang awalnya disuntikkan ke mulutnya, sudah bisa diminum dengan botol.

Bahkan, Rau sudah bisa mengonsumsi bubur. Namun, Rau rentan sakit, terutama ketika dibawa ke luar rumah.

"Sensitif sekali kesehatannya makanya jarang saya bawa keluar rumah," ungkap Ratnawati.

Saat video Rau viral di akun media sosial, Ratnawati banyak mendapat dukungan moral.

Banyak pengikutnya yang menyarankan berbagai alternatif pengobatan. Namun, tidak semuanya diikuti.

Sofiatul Jannah, ibu Rau mengatakan, berbagai pengobatan yang diberikan kepada anaknya sudah cukup.

Sofia tidak menghitung berapa biaya yang dikeluarkan demi anaknya.

Sofia juga tidak ingin dicap berutang perawatan jika anaknya meninggal.

"Sekarang Rau sudah meninggal. Meskipun sangat sedih, saya sudah banyak berkorban agar Rau bisa bertahan hidup. Mungkin Allah lebih sayang Rau," ujar Sofia.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Kisah Rau, 16 Bulan Tertidur karena Sindrom Putri Tidur, Meninggal Setelah Dioperasi

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved