Ekonom Mengingatkan Cadangan Devisa Berpotensi Kembali Menurun

Josua Pardede, mengingatkan cadangan devisa berpotensi kembali mengalami penurunan ke depannya

Editor: Victor Mahrizal
Sumber: Commons(KOMPAS.Com/ELSA CATRIANA)
Bank Indonesia 

TRIBUNJOGJA.COM – Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, mengingatkan cadangan devisa berpotensi kembali mengalami penurunan ke depannya.

Seperti diketahui, Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa pada September 2020 turun US$ 18 miliar menjadi US$ 135,2 miliar, setelah mencapai rekor tertingginya di level US$ 137 miliar pada Agustus 2020.

“Ke depannya, penurunan ini masih berpotensi berlanjut seiring dengan tekanan kepada rupiah menjelang pemilu Amerika Serikat (AS),” kata Josua, dikutip dari Kontan, Rabu (7/10/2020).

Akan tetapi, Josua masih optimistis kalau nilai cadangan devisa masih relatif tinggi sehingga masih kuat untuk menyokong stabilitas nilai tukar serta mendorong stabilitas pasar keuangan domestik.

Pasalnya, cadangan devisa Indonesia setara dengan pembiayaan 9,5 bulan impor atau 9,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Ini pun masih berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Hingga akhir tahun, Josua pun memperkirakan kalau cadangan devisa akan cenderung stabil dan bergerak di kisaran US$ 135 miliar - US$ 140 miliar.

 “Tekanan terhadap nilai tukar rupiah diperkirakan akan berangsur-angsur lepas pada November dan Desember akibat aktivitas ekonomi yang mulai kembali berjalan,” katanya.

Progres dari vaksin sejauh ini dianggap bisa menjadi sentimen positif bagi penguatan rupiah. Penguatan rupiah ini yang kemudian akan membantu dalam menjaga cadangan devisa di akhir tahun. (*)

Sumber: Kontan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved