Bisnis

TPID Berencana Membeli Hasil Produksi yang Berlebih untuk Stabilkan Harga

Untuk menjaga stabilitas harga pada sasaran yang ditetapkan, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY akan meningkatkan sinergi dan koordinasi dalam

Penulis: Santo Ari | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Santo Ari
Kepala Biro Administrasi, Perekonomian dan SDA Setda DIY Ni Made Dwipanti Indrayanti 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Untuk menjaga stabilitas harga pada sasaran yang ditetapkan, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY akan meningkatkan sinergi dan koordinasi dalam memantau perkembangan harga.

Selain itu TPID juga menjaga kecukupan stok pangan, serta mengupayakan kelancaran distribusinya.

Sebagai langkah menjaga harga, TPID berencana untuk menyerap hasil produksi yang kelebihan pasokan.

Kepala Biro Administrasi, Perekonomian dan SDA Setda DIY Ni Made Dwipanti Indrayanti mengungkapkan bahwa saat ini daya beli masyarakat masih rendah, sementara hasil produksi meningkat.

Serapan yang kurang membuat perputaran uang tidak lancar.

TPID DIY : Operasi Pasar Jadi Opsi Jika Harga Bawang Putih Masih Tinggi

Sebagai langkah menjaga harga tidak merosot, TPID berupaya menjalankan program penyerapan hasil komoditi terkhusus pertanian.

"Misalnya panen over produksi, maka kewajiban kita di TPID bisa menyerap itu untuk stabilkan harga," jelasnya, Selasa (6/10/2020).

Namun demikian, untuk bisa menerapkan langkah tersebut diperlukan data yang akurat dari masing-masing kabupaten.

Data yang dimaksud seperti lokasi mana saja yang sudah panen, jumlah panen dan harganya.

Jika harga normal, maka tak perlu ada langkah penyerapan hasil produksi dari TPID.

Namun jika harga tersebut berada di bawah dan hasil produksi yang berlebihan, maka TPID akan turun tangan.

TPID dan BPOM Pantau Bahan Makanan di Pasar Argosari Gunungkidul

"Informasinya akan diteruskan ke TPID, dan nanti akan jadi satu kebijakan, kita akan kita beli dengan harga yang wajar," imbuhnya.

Made berharap ini tak hanya sekedar program saja. Ini merupakan usaha bersama dari seluruh pemangku kepentingan untuk menstabilkan harga dan meningkatkan perekonomian daerah.

Maka dari itu diperlukan networking agar program ini dapat tercapai.

"kita kan corporate-nya juga banyak, ada pertamina, KAI, Angkasa Pura, BI, PLN. Misalnya kalau kita menjual komoditas dengan paket Rp 50 ribu tidak akan keberatan juga, tapi itu sudah membantu serapan," ucapnya.

Dan menurutnya, untuk ke arah sana, perlu data yang akurat sehingga hasil produksi bisa ditangkap.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved