Gunungkidul

TPID dan BPOM Pantau Bahan Makanan di Pasar Argosari Gunungkidul

Jelang natal dan tahun baru, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY melakukan pantauan terhadap harga bahan pokok di Pasar Argosari.

Penulis: Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Wisang Seto Pangaribowo
Petugas BPOM saat melakukan uji lab belasan bahan makanan yang dijadikan sampel dari Pasar Argosari, Wonosari, Senin (9/12/2019). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Wisang Seto Pangaribowo

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Jelang natal dan tahun baru, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY  melakukan pantauan terhadap harga bahan pokok di Pasar Argosari pada hari Senin (9/12/2019).

Dari hasil pantauan TPID, hingga saat ini belum terjadi kenaikan harga yang cukup signifikan di Pasar Argosari, namun ada satu bahan pokok yang harus dijaga harganya.

"Mungkin yang harus mendapatkan perhatian adalah minyak goreng. Sedangkan untuk bahan pokok lainnya naik hanya sekitar seribu rupiah saja tidak terlalu signifikan," kata Ni Made Dwi Panti Indrayanti, selaku Kepala Biro Administrasi Perekonomian Sumber Daya Alam DIY.

Saat disinggung mengenai ketersediaan stok bahan pokok, ia menyampaikan saat ini masih aman.

Musim Panen di Gunungkidul Dipastikan Mundur

Namun, imbuhnya, perlu dilakukan pengecekan di distributor langsung untuk mellihat ketersediaan stok bahan pokok.

Pihaknya juga mengimbau kepada para pedagang saat menjelang hari besar keagamaan untuk bersikap kooperatif tidak menimbun bahan pokok, sehingga terjadi kenaikan harga.

"Dilihat di pasar, stok memang masih cukup hingga akir tahun nanti," ujarnya.

Tak hanya memantau harga-harga bahan pokok di pasar, TPID juga menggandeng Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk melakukan pemeriksaan terhadap beberapa sampel bahan makanan apakah mengandung bahan berbahaya atau tidak.

Pejabat Bidang Informasi dan Komunikasi BPOM, Wulandari mengatakan, pihaknya mengambil belasan sampel makanan untuk dilakukan tes laboratorium.

"Ada belasan bahan makanan seperti bakso, ikan asin, teri, kerupuk, dan lainnya kami melakukan pengecekan untuk mengetahui bahan-bahan makanan tadi mengandung formalin, atau pewarna bukan diperuntukkan bahan makanan," katanya.

Lanjutnya dari belasan sampel tersebut ada 3 bahan yang positif mengandung bahan berbahaya yaitu formalin.

Tutorial Super Mudah Menghilangkan Kantong Mata

"Ada tiga yang mengandung formalin seperti teri nasi, cumi, dan juga ikan asin. Pada tahun ini dibanding tahu lalu sudah semakin membaik karena biasanya akami temukan kerupuk yang menggunakan pewarna tekstil kali ini tidak," paparnya.

Ia mengimabau kepada masyaraka untuk selalu berhati-hati dalam memilih bahan makanan karena bahan makanan yang mengandung formlain dapat berdampak buruk bagi kesehatan manusia.

"Kalau ciri-ciri bahan yang mengunakan formalin itu tidak gampang hancur lalu jarang dikerubuti lalat, tetapi untuk pastinya memang harus dilakukan pengecekan langsung ke laboratorium," urainya.

Sedangkan untuk pedagang yang masih menjual bahan makanan yang mengandung bahan berbahaya pihaknya selalu melakukan pembinaan.

"Kalau sanksi tidak tetapi pembinaan kepada para pedagang," katanya. (TRIBUNJOGJA.COM)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved