Donald Trump Dirawat dengan Obat COVID-19 yang Masih Uji Klinis, Jadi Kelinci Percobaan?

Donald Trump diberikan obat antibodi eksperimental dosis tinggi yang dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi AS, Regeneron.

Editor: Rina Eviana
ALEX EDELMAN / AFP
Dalam file ini foto yang diambil pada 11 Juli 2020 Presiden AS Donald Trump mengenakan masker ketika mengunjungi Pusat Kesehatan Militer Nasional Walter Reed di Bethesda, Maryland. Presiden AS Donald Trump, yang selama berbulan-bulan menolak untuk mendorong pemakaian topeng sebagai cara untuk memerangi virus corona, pada 20 Juli 2020 tweet gambar dirinya dengan wajah tertutup dan disebut-sebut patriotismenya. 

Hasilnya terkait dengan 275 pasien dan Presiden Regeneron George Yancopoulos mengatakan, perusahaannya telah memulai pembicaraan dengan otoritas regulator

- kemungkinan untuk persetujuan sementara sebelum mendapat lisensi penuh. Akan tetapi data rincinya belum dipublikasikan atau dilakukan peer-review. Dalam hal keamanan dikatakan "reaksi infus" terlihat pada 4 pasien

- 2 pada plasebo dan 2 pada obat, sementara "efek samping serius" terjadi pada 2 pasien plasebo dan 1 pasien obat.

Tidak yang meninggal. Regeneron tidak merinci apa efek sampingnya, tetapi Arun Swaminath dokter di Rumah Sakit Lenox Hill New York mengatakan, secara umum reaksi ringan terhadap terapi-terapi itu termasuk demam, menggigil, dan kelelahan.

Ilustrasi
Ilustrasi (SHUTTERSTOCK/Halfpoint)

Gejala yang lebih serius termasuk nyeri dada dan sesak napas. Uji coba rawat jalan kini sudah berlanjut ke tahap akhir. Regeneron juga menjalankan uji coba tahap akhir untuk pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit Inggris, dan untuk penggunaan obatnya dalam mencegah kontak rumah tangga pasien Covid-19 agar tidak terinfeksi.

Xi Jinping Doakan Trump Cepat Sembuh Dari Virus Corona

Kenapa beberapa ahli khawatir? Keputusan untuk memberikan perawatan itu ke Trump sebelum uji coba bahkan ada cukup data untuk otorisasi penggunaan darurat, membuat beberapa ilmuwan bingung.

Carla Perissinotto misalnya, ahli geriatri dan profesor di University of California San Francisco itu menerangkan, menggunakan perawatan yang belum disetujui atas dasar "belas kasihan" biasanya terjadi ketika cara-cara lainnya gagal. "Risiko mengalami efek samping jauh lebih besar, sehingga saya biasanya sangat berhati-hati terhadap apa pun yang bersifat eksperimental dan tidak terbukti," katanya dikutip dari AFP.

Kemudian Jeremy Faust ahli kesehatan masyarakat di Harvard mengatakan, itu karena kemungkinan: entah tim presiden tidak memahami proses ilmiah, atau mereka sudah paham tapi diambilalih trump atas saran orang lain.

"Orang-orang akan melihat ini dan mereka akan berpikir bahwa ini adalah perawatan yang harus Anda lakukan - dan jika Anda tidak memberikannya kepada orang lain yang mengidap virus corona, kami akan menolak perlakuan khusus pada mereka." "Kenyataannya bukan itu masalahnya... kita seharusnya tidak memperlakukan presiden sebagai kelinci percobaan."(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dirawat dengan Obat yang Masih Uji Klinis, Trump jadi Kelinci Percobaan?"

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved