Cerita Potensi Kopi di Desa Majaksingi Bukit Menoreh Borobudur hingga Upaya Munculkan Kuliner
Desa Binaan BUMN Jasa Marga ini, mulai mendapatkan sejumlah fasilitas dan sarana untuk mengelola kopi mulai dari hulu hingga hilir.
Penulis: Wahyu Setiawan Nugroho | Editor: Muhammad Fatoni
Tujuannya tentu untuk menjadikan masyarakat desa yang mandiri secara ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan.
"Ini tahap yang bagus. Memang masih ada banyak PR. Target kami ingin menjadi desa wisata. Muaranya adalah ekonomi dan kesejahteraan masyarakat," tandas Bambang.
Melihat hasil panen, disebutkan Bambang, hasil kopi di Desa Majaksingi bisa mencapai 12 kuintal setiap kali panen dari sejumlah lahan yang dikelola masyarakat.

Sementara itu, selain mengandalkan kopi, untuk memunculkan ikon kuliner yang khas di Desa Majaksingi, PT Manajemen CBT Nusantara melaksanakan Gelar Kuliner Sehat dari para Kelompok Wanita Tani (KWT).
Salah satu syaratnya adalah makanan harus original berasal dari desa, bahan baku dari desa setempat dan bukan olahan kekinian.
Kepala Dusun Kerugbatur, Desa Majaksingi Yulius Ismoyo menyebut antusiasme masyarakat sangat tinggi dalam memunculkan kuliner khas desa ini.
Hampir setiap kelompok dusun mengeluarkan produk-produk andalannya. Diantaranya geblek, timus, tiwul, keripik daun kresen hingga olahan berbahan dasar apel lugut.
"Tentu ini respon yang sangat baik. Masyarakat bisa ikut serta dengan antusias, mereka menggunakan pakaian daerah tanpa disuruh. Ini jadi satu nilai yang baik. Harapan kami tentu akan muncul ikon kuliner yang bisa mewakili dusun atau desa kami dan bisa dipadukan dengan potensi alam dan kopi yang ada di sekitar kami," tutupnya. (*)