Yogyakarta
Jelang Musim Penghujan, DLH Yogya Optimalkan Pemangkasan Pohon Perindang
Pada prinsipnya upaya pemangkasan pohon perindang milik Pemkot Yogya tidak hanya dilakukan menjelang memasuki musim penghujan saja.
Penulis: Yosef Leon Pinsker | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Menjelang memasuki musim penghujan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta mengintensifkan pemangkasan pohon perindang guna mengantisipasi dampak angin kencang hingga bencana pohon tumbang di wilayah setempat.
Kepala DLH Kota Yogya, Sugeng Darmanto mengatakan, pada prinsipnya upaya pemangkasan pohon perindang milik Pemkot Yogya tidak hanya dilakukan menjelang memasuki musim penghujan saja.
"Namun secara prinsip baik itu pemotongan, pemeliharaan dan pengawasan pohon perindang terutama yang sudah berusia tua dilaksanakan setiap hari," kata Sugeng dihubungi Jumat (2/10/2020).
Selain bagian dari program pemeliharaan, pemangkasan pohon perindang disebut Sugeng juga menjadi bagian dari upaya antisipasi terhadap sejumlah kejadian maupun bencana akibat angin kencang pada musim penghujan mendatang.
• Musim Penghujan Landa Wilayah DIY Pertengahan Oktober Mendatang
Kepala Bidang Ruang Terbuka Hijau Publik DLH Kota Yogya, Indiah Widiningsih menyebut, saat ini sedikitnya Pemkot Yogya memiliki kurang lebih 18 ribu pohon perindang yang di wilayah setempat.
Pohon yang terdiri dari berbagai jenis dan usia itu mesti rutin dipelihara untuk memastikan keselamatan para pengguna jalan maupun masyarakat sekitar terkhusus di masa pancaroba ini.
Dia menjelaskan, sejumlah pohon perindang yang dipangkas menjelang musim penghujan diprioritaskan bagi pohon yang telah keropos dan cukup membahayakan.
Selain itu, pohon yang telah mencapai tinggi 9 dan 12 meter dan diamati cukup berbahaya ikut pula dilakukan pemeliharaan berkala.
"Kami ada petugas pengawasan di tiap area. Nanti mereka melaporkan ke DLH area mana saja yang perlu pemeliharaan dan akan ditindak lanjuti oleh petugas pemangkas pohon. Mereka juga kami minta untuk mengecek batang pohon yang keropos, bukan yang tinggi saja," jelas Indiah.
• Prediksi BMKG Kapan Awal Musim Hujan di Indonesia dan Penyebabnya
Namun demikian, karena keterbatasan sumber daya dan waktu yang cukup terbatas pihaknya mengakui bahwa program pemeliharaan pohon masih belum cukup optimal di sejumlah area.
Untuk itu pihaknya meminta masyarakat ikut serta melakukan pelaporan jika melihat dan mengamati pohon perindang yang berpotensi tumbang menjelang musim penghujan nanti.
"Misal di daerah Sagan dan Kotabaru itu kan pohon perindangnya cukup besar dan lumayan tinggi ya, tapi bukan karena luput hanya volume pohonnya saja yang kurang memungkinkan untuk dilakukan pemangkasan," ujarnya.
Di sisi lain, pihaknya berharap agar Kampung Tangguh Bencana (KTB) yang ada di wilayah juga dapat mengintensifkan pemantauan, khususnya terhadap pohon yang berpotensi tumbang saat musim hujan untuk kemudian memberitahukan kepada pemilik agar dapat ditindak lanjuti.
“Masih cukup banyak ya pohon perindang yang berusia tua yang berada di pemukiman penduduk. Terkadang, pemilik kurang perhatian atau bahkan pemilik tidak berada di tempat sehingga tidak mengetahui kondisi pohon,” ucapnya. (TRIBUNJOGJA.COM)