Wabah Virus Corona
Sebut Salah Unggah, CDC Hapus Pembaruan Virus Corona Menyebar di Udara
Juru bicara CDC, Jason McDonald, menyebut bahwa mereka salah mengunggah pembaruan soal Virus Corona menyebar di udara
CDC menyebut bahwa COVID-19 menyebar melalui droplet atau partikel kecil, seperti aerosol, yang diproduksi ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin, menyanyi, berbicara, atau bernapas.
"Partikel-partikel ini bisa dihirup melalui hidung, mulut, saluran pernapasan dan paru-paru, dan menyebabkan infeksi. Ini dianggap sebagai jalur utama penyebaran virus," imbuh CDC.
• Rekomendasi Kemenkes Soal Tiga Jenis Masker untuk Mencegah Penularan COVID-19
Agensi tersebut juga menulis bahwa ada semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa droplet dan partikel airborne bisa bertahan di udara dan dihirup oleh orang lain. Droplet dan partikel airborne bisa terbang hingga jarak lebih dari 1,8 meter.
"Virus yang menyebabkan COVID-19 tampak menyebar dengan lebih efisien daripada influenza, meskipun tidak seefisien campak yang sangat menular," tulis CDC.
Dalam pembaruan tersebut, CDC juga menambahkan beberapa upaya pencegahan COVID-19 baru, di samping memakai masker yang menutup hidung dan mulut, serta mencuci tangan menggunakan air dan sabun atau hand sanitizer.
Orang yang sakit diminta untuk mengisolasi diri di rumah. Lalu, CDC juga menyarankan penggunaan penjernih udara atau air purifier di dalam ruangan untuk mengurangi kuman-kuman yang melayang di udara.
Perubahan lainnya adalah soal jarak yang harus dijaga, dari sekitar 1,8 meter menjadi minimal 1,8 meter. Berikut adalah panduan penyebaran COVID-19 dari CDC per tanggal 21 September 2020: How COVID-19 Spreads
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "CDC Hapus Penyebaran Covid-19 di Udara dari Panduan, Sebut Salah Unggah"