Getek Bambu, Wisata Unik Tak Jauh dari Borobudur yang Bisa jadi Alternatif Tujuan Liburan Keluarga

Getek Bambu, Wisata Unik Tak Jauh dari Borobudur yang Bisa jadi Alternatif Tujuan Liburan Keluarga

Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Hari Susmayanti
Tribunjogja/Rendika Ferri Kurniawan
Wisatawan menikmati suasana menaiki perahu getek di Wisata Getek Bambu di Dusun Pucungan, Desa Candirejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Minggu (20/9/2020). 

Paling cocok, naik getek saat pagi hari atau saat sore ketika matahari terbenam. Cahaya dari matahari terbenam akan terpancar lurus dengan aliran sungai, sehingga menimbulkan siluet yang cantik.

Salah seorang pengelola Wisata Getek Bambu, Hani Sasetya (35), mengatakan, wisata getek ini dulu sudah pernah ada pada tahun 2010, tetapi hilang karena terbawa banjir.

Saat pandemi ini, banyak anak-anak dan pemuda yang lebih banyak belajar dan bekerja dari rumah. Mereka pun tergagas untuk membuat lagi wisata getek ini.

"Awalnya dulu sudah pernah ada pada tahun 2010, terus hilang terkena banjir. Dulu yang naik bule-bule itu pada tahun 2010. Setelah pandemi ini, banyak anak-anak yang pada di rumah. Ada yang bekerja dari rumah. Terus ada ide untuk bikin kegiatan membuat getek lagi," tutur Hani, saat ditemui di Wisata Getek Bambu, Minggu (20/9/2020).

Para pemuda yang tergabung dalam Gerakan Muda Mudi Pucungan Candirejo atau Gempar segera membikin getek ini. Tanpa modal sepersen pun dan bantuan bambu dari warga, mereka bergotong royong membuat perahu rakit dari bambu ini.

Tak perlu waktu lama, getek bambu jadi dalam waktu dua hari. Pembuatan getek pada bulan Juli 2020 lalu. Wisatanya sendiri mulai beroperasi pada 18 Agustus 2020.

"Ini bikinnya sekitar habis lebaran bulan Juni-Juli 2020. Tapi mulai diresmikan pada 18 Agustus 2020. Geteknya baru ada dua. Kapasitas yang besar sebanyak 15 orang. Kapasitas getek yang kecil, tujuh orang penumpang. Panjangnya untuk getek ukuran besar 16 meter," kata Hani.

Setiap perjalanan, kurang lebih 20-30 menit berlayar. Satu rombongan terdiri dari enam orang cukup membayar Rp 30ribu saja. Tiga orang penyatang akan menemani para pengunjung selama menaiki getek. Pelampung untuk keamanan juga selalu dikenakan.

"Rutenya dari sini ke atas sana, durasi sekitar 20-30 menit. Harganya Rp 30.000 per enam orang. Dioperasikan 2-3 orang. Nahkodanya menggunakan tenaga manusia. Memakai bambu panjang atau satang untuk menggerakkan gethek. Yang mengoperasikan satang, penyatang," katanya.

Untuk paket makan dihargai dari Rp 25ribu sampai Rp 100ribu tergantung pesanan. Makanan mulai dari mie ayam, bakso, soto, lotek, bahkan sampai Ayam Ingkung. Minuman juga tersedia, seperti kelapa muda contohnya.

Sejak dibukanya, wisata Getek Bambu ini ramai didatangi wisatawan. Rata-rata per hari Sabtu-Minggu,bisa menerima 8-10 rombongan. Wisatawan paling banyak datang pada akhir pekan. Hari-hari biasa, wisata getek tetap buka, kecuali Jumat libur.

"Rata-rata hari minggu per rombongan, sabtu-minggu 8-10 rombongan. Banyak yang datang ke sini, gowes. Lalu, mereka naik getek, menyeberang ke seberang sana. Sepedanya dinaikkan ke atas getek," ujarnya.(Tribunjogja/Rendika Ferri Kurniawan)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved