Music Zone
Single Terbaru Duo YudhyDoni Project Didedikasikan Untuk Sang Ibu
Duo jebolan Seventeen Band, YudhyDoni Project (YDP) kembali merilis single terbaru berjudul Ibu
Penulis: Yudha Kristiawan | Editor: Victor Mahrizal
Laporan Reporter Tribun Jogja Yudha Kristiawan
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Gairah untuk terus berkarya kembali ditunjukan duo jebolan Seventeen Band. YudhyDoni Project (YDP) kembali merilis single terbaru berjudul Ibu belum lama ini. Band yang digawangi Yudhy mantan gitaris dan Doni mantan vokalis Seventeen ini bertekad melanjutkan semangat berkarya teman teman satu bandnya dulu.
Single ke dua YDP ini ditulis Yudhy didedikasikan untuk ibundanya tercinta yang sudah meninggal dunia di bulan November tahun lalu. Saat tampil dalam Live Streaming Music Zone Tribun Jogja, Doni menuturkan, awalnya ia enggan menyanyikan lagu ini dengan alasan lagu berjudul ibu ini merupakan lagu yang sangat personal untuk Yudhy.
Doni sempat mengusulkan Yudhy sendiri yang lebih pantas menyanyikan lagu ini karena merupakan kejadian nyata yang dialami Yudhy. Namun Yudhy sendiri merasakan lebih berat ketika ia harus menyanyikan lagu ini sendiri.
"Salah satunya yang spesial di lagu ini adalah ada puisinya Mbah Nun (Cak Nun) ada part lagu yang diisi puisi Mbah Nun judulnya Ibunda, Ibumu adalah bunda darah dagingmu. Bukan saya yang ngisi puisi, pilihan saya jatuh pada mas Agus Seteng, salah satu seniman puisi dan narator kawakan, ketika minta izin ke Mbah Nun dan meminta kesediaan Mas Agus direstui, kami sangat berterimakasih," ungkap Doni.
Bila menyimak lirik lagu Ibu yang ditulis oleh Yudhy, seperti pada penggalan lirik, ibu ini bukanlah terakhir kupejamkan mata ku ini dan kupanjatkan doa, nampak karakter khas lagu ciptaan Yudhy memang lahir dari pengalaman hidupnya sendiri yang cenderung sentimentil.
Yudhy menuturkan, proses lahirnya lagu lagu yang ia tulis memang kerap mengalir begitu saja sesuai suasana hati yang ia rasakan saat itu. Seperti di single perdana YDP berjudul Bait Terakhir, Yudhy menulisnya saat dipinggir pantai dalam kondisi ia masih belum bisa percaya bahwa rekan rekan satu bandnya menjadi korban meninggal dunia karena tsunami ketika tengah pentas dalam sebuah acara.
"Lagu Ibu ini saya tulis juga ketika saya memang merindukan kehadiran ibu saya. Mengalir begitu saja liriknya karena memang apa yang saya alami seperti yang saya tulis dalam lirik lagu Ibu ini. Ketika selesai dinyanyikan Doni, rasanya tambah ngga karuan hati ini," ungkap Yudhy.
Lagu berdurasi sekitar lima menit ini sudah bisa didengarkan di semua platform digital dan video klipnya juga sudah bisa disaksikan di channel YouTube YDP. Penggarapan video klip dilakukan di dua kota, Sukabumi dan Yogyakarta.
Yudhy mengerjakan sendiri video klip lagu ini di Sukabumi, sementar di Yogya Doni dibantu beberapa sahabatnya. Konsep video klip lagu berjudul Ibu ini ingin menampilkan perjuangan ibu pada umumnya yang tak henti memberikan kasih sayang dari sejak di dalam kandungan hingga sang anak tumbuh dewasa.
"Karena keterbatasan banyak hal, salah satunya akses karena pandemi, akhirnya video klip kita garap sendiri. Talent nya beberapa tetangga saya dan lokasi juga disekitar rumah saja. Di Yogya Doni di bantu beberapa teman, setelah kebutuhan pengambilan gambar terpenuhi lalu saya edit sendiri juga, pokoknya serba mandiri," terang Yudhy.
Doni menambahkan, rencana ke depan YPD bakal terus merilis karya hingga suatu saat memiliki album. Beberapa materi lama yang merupakan lagu lagu dari album demo pertama Seventeen yang belum pernah dirilis, rencananya bakal digarap ulang dan segera dirilis.
"Kebetulan ada 10 lagu demo pertama kami waktu itu. Baru 4 lagu yang dirilis dan sisanya belum pernah sama sekali dirilis dan itu merupakan bahan bakar semangat bagi YDP untuk terus berkarya," imbuh Doni.
Melanjutkan Semangat Berkarya Personel Seventeen
Yudhy dan Doni sepakat ingin melanjutkan semangat berkarya para personel dan tim manajemen Seventeen yang lebih dahulu berpulang kehadapan Tuhan Yang Maha Esa. Semangat ini sejatinya sudah diungkapkan Yudhy dan Doni jauh sebelum kejadian yang menimpa band Seventeen saat itu.
Hanya saja menurut Doni, Tuhan memang belum berkehendak mempertemukan kembali dengan Yudhy waktu itu. Hingga akhirnya sebuah panggung yang didedikasikan untuk seluruh korban meninggal dunia dari tim manajemen dan personel Seventeen mempertemukan ke duanya kembali.
"Aku sama Yudhy hampir 13 tahun ngga satu panggung. Pertama satu panggung lagi karena dihubungi teman teman yang mengadakan acara tribute to Seventeen paska kejadian itu. Setelah itu baru kami ngobrol lebih dalam dan sepakat meneruskan semangat berkarya teman teman kami yang sudah seperti keluarga sendiri dan lahirlah YDP ini," ungkap Doni.
Yudhy menambahkan, keberadaan YDP bukan kemudian menggantikan posisi Seventeen. Bagi Yudhy Seventeen adalah bagian dari sejarah hidupnya selama meniti karir sebagai musisi. Banyak sekali cerita lahir dan sangat mempengaruhi hidupnya dari band ini.
"Aku temenan sama anak anak seventeen jauh sebelum kami dikenal. Bagiku Seventeen ya tetap Seventeen. YDP adalah usaha kami berdua yang kebetulan pernah besar bersama di Seventeen untuk terus melanjutkan semangat berkarya keluarga kami ini," imbuh Yudhy.(*)