Meski Indah dan Cantik, Ternyata Bunga Edelweis Tidak Boleh Dipetik Lho

Baru-baru ini, di media sosial kembali heboh dengan video sosok perempuan memetik bunga Edelweis saat mendaki gunung. Padahal, bunga itu tidak boleh

Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Hari Susmayanti
Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya
Bunga Edelweiss di Gunung Semeru 

TRIBUNJOGJA.COM - Baru-baru ini, di media sosial kembali heboh dengan video sosok perempuan memetik bunga Edelweis saat mendaki gunung Lawu.

Padahal, bunga itu tidak boleh dipetik. Mau tau alasannya? Baca artikel ini sampai habis ya.

Bunga Edelweis eatau Anaphalis javanica merupakan tumbuhan endemik yang dapat hidup di berbagai kawasan pegunungan tinggi Nusantara seperti Lawu, Semeru, Sindoro, Papandayan, Gede Pangrango, dan Merbabu.

Tumbuhan ini tergolong langka.

Jika Anda gemar mendami gunung, tentu Anda sering menemukannya di ketinggian 8 meter dan memiliki batang sebesar kaki manusia, meski umumnya melebih 1 meter.

Lalu mengapa Edelweis ini dijuluki bunga Abadi? Di dalam bunga Edelwais itu terdapat kandungan hormon etilen yang berfungsi untuk melindungi bunga agar tidak bisa gugur.

Tak heran, jika bunga ini memiliki pesona dan keindahan Edelweis memang memikat para pendaki.

Berikut beberapa hal yang harus diketahui tentang bunga Abadi ini.

1. Keberadaan bunga Edelweis sudah ada sejak 200 tahun lalu.

Ilustrasi Bunga Edelweis
Ilustrasi Bunga Edelweis (pixabay)

Awalnya bunga ini ditemukan pertama kali oleh naturalis Jerman bernama Georg Carl Reinwardt.

Dilansir dari Tribun Travel, Gerig menemukan bunga Abadi pertama kali sekitar tahun 1819 di lereng Gunung Gede, Jawa Barat.

2. Sebutan bunga abadi melekat pada Edelweis

Bunga edelweiss di Merbabu
Bunga edelweiss di Merbabu (Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya)

Bunga edelweis ini tumbuh di tanah dengan ketinggian kurang penih 2.000 mdpl.

Selain itu, bunga ini memiliki waktu mekar dengan kurun waktu 10 tahun. Oleh karena itu Edelweis dijuluki sebagai bunga abadi.

Keberadaan Edelweis cukup langkah, karena itu ada beberapa alasan kenapa bunga ini tidak boleh dipetik atau diperjual belikan.

Video Viral Pendaki Wanita di Gunung Lawu Petik Bunga Edelweis, Diingatkan tapi Tetap Nekat

Viral Oknum Pendaki Lawu Petik Edelweis, Kenapa Dilarang? Berikut Undang-undangnya

Telusuri Identitas Pendaki Wanita yang Petik Edelweis di Gunung Lawu, Ini Langkah Pengelola

3. Mampu bertahan di tanah tandus

Bunga Edelweiss di Gunung Lawu
Bunga Edelweiss di Gunung Lawu (Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya)

Uniknya, tanaman ini ternyata bisa hidup di tanah tandus lho.

Padahal, selama ini kita tahu bahwa Edelweis juga tumbuh di dataran tinggi seperti pegunungan.

Hal ini lantaran Edelweis mampu membentuk mikoriza. Ketika mikoriza terbentuk lebih banyak, maka efisiensi zat hara sebagai sumber kehidupan bisa meningkat dan menghidupinya.

4. Siapa pun yang memetik bunga Edelweis akan mendapat sanksi

Penampakan gadis pendaki yang memetik bunga abadi edelweis di jalur pendakian Gunung Lawu via Candi Cetho, Kabupaten Karanganyar.
Penampakan gadis pendaki yang memetik bunga abadi edelweis di jalur pendakian Gunung Lawu via Candi Cetho, Kabupaten Karanganyar. (TribunSolo.com/Istimewa)

Nah, ini dia alasan kenapa bunga Edelweis tak boleh dipetik.

Selain, pertumbuhannya cukup lama. Bunga Edelweis biasanya mekar di setiap bulan April hingga Agustus setiap tahunya.

Terutama saat musim hujan telah berakhir.

Populasi bunga ini semakin berkurang. Di tahun 1988 saja, sudah ada 636 batang diambil dari Taman Nasional Gunung Gede Parangrango.

Padahal, taman itu merupakan perlindungan terakhir bunga Edelweis.

Maka dari itu, Edelweis dilindungi Undang-Undang.

Bagi siapapun yang memetik bunga edelweis bisa terancam hukuman sesuai Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Hayati Ekosistem pasal 33 ayat 1.

Sementara, ayat (2) berbunyi, perubahan terhadap keutuhan zona inti taman nasional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi mengurangi, menghilangkan fungsi dan luas zona inti taman nasional, serta menambah jenis tumbuhan dan satwa lain yang tidak asli.

Diberitakan Kompas.com, 23 Juli 2017, ada sanksi pidana yang bisa menjerat pemetik Edelweis, mulai dari penjara selama lima tahun dan satu tahun.

Selain itu, mereka yang memetik bunga dikenakan denda sebesar Rp 100 juta dan Rp 50 juta.

5. Keindahan yang tersebar di beberapa gunung di Indonesia

Edelweis di Mahameru
Edelweis di Mahameru (KOMPAS.com/ANGGARA W PRASETYA)

Anda pernah mendaki Gunung Lawu? Jika pernah, pasti pernah melihat Bunga Edelweis itu.

Keindahan Edelweis dapat dilihat jika Anda mendaki beberapa gunung di Indonesia.

Contohnya Lawu, Semeru, Merbabu, Sindoro, Papandayan, Gede Pangrango, dan Rinjani.

Di Gunung Rinjani, Anda bisa menemukan keindahan hamparan Edelweis di Plawangan Sembalun.

Kemudian jika di Gunung Lawu, Anda bisa menemukannya di sepanjang jalur menjelang puncak Hargo Dumilah.

6. Bunga Edelweis dibudidayakan di beberapa daerah

Bunga Edelweiss di Gunung Sindoro
Bunga Edelweiss di Gunung Sindoro (Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya)

Beberapa daerah pegunungan di Indonesia ternyata membudidayakan bunga edelweis.

Nah, hasil budidaya ini kemudian dijual sebagai oleh-oleh, salah satunya di Gunung Bromo.

Secara fisik, edelweis alami dan edelweis budidaya memiliki perbedaan yang cukup mencolok.

Bunga edelweis hasil budidaya terlihat lebih gemuk dan subur dibandingkan bunga yang tumbuh liar.

7. Bunga edelweis ada di luar negeri

Ilustrasi Bunga Edelweis
Ilustrasi Bunga Edelweis (pixabay)

Di luar negeri juga terdapat bunga edelweis yang disebut Leontopodium Alpinum.

Meskipun sama-sama edelweis, namun berbeda dengan edelweis yang ada di Indonesia.

Bunga edelweis di luar negeri bahkan menjadi bunga nasional Austria.

( Tribunjogja.com | Bunga Kartikasari )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved