UPDATE Klaster Warung Soto Meluas: 4 Pembeli Terkonfirmasi Positif Covid-19

Dengan begitu, sebaran dari klaster ini semakin meluas, dengan total 20 kasus.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Joko Widiyarso
TRIBUNJOGJA.COM / Azka Ramadhan
Wakil Wali Kota Heroe Poerwadi didampingi jajaran Dinkes, saat memberikan keterangan pers terkait perkembangan Covid-19, di Balaikota Yogyakarta, Senin (7/9/2020). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Seditnya empat orang pembeli di warung Soto Lamongan yang berlokasi di Umbulharjo, Yogyakarta terkonfirmasi positif Covid-19, pada Selasa (8/9/20) sore.

Dengan begitu, sebaran dari klaster ini semakin meluas, dengan total 20 kasus.

Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, di antara para pembeli yang telah dinyatakan positif Covid-19, mengaku menyantap hidangan di warung, namun ada pula yang hanya dibawa pulang ke rumah.

"Yang jelas, ada penambahan dari pembeli. Yaitu empat positif. Jadi, dari 15 pembeli yang sudah di-swab, lima di antaranya adalah positif, sementara lainnya statusnya negatif," ungkap Heroe.

Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Wali Kota tersebut mengatakan, dengan adanya pembeli 'take away' yang ikut terpapar, maka risiko penularan tetap besar lantaran bisa saja dari benda, atau perabotan di warung soto, yang memang sering disentuh.

"Baik itu dari piring, mangkok, gelas, atau bahkan plastik pembungkus soto untuk yang dimakan di rumah. Karena itu, protokol kesehatan di warung, restoran, atau cafe, harus tetap diperhatikan, terutama peralatan yang disentuh bergantian," ujarnya.

Kasus PKL Malioboro

Sementara itu Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melaporkan anak dari seorang pedagang kaki lima (PKL) di Malioboro yang meninggal dunia dengan status positif Covid-19, turut terpapar virus tersebut.

"Anak almarhumah yang selama ini tinggal bersama dan merawat juga terkonfirmasi positif," terang Heroe.

"Sedangkan enam (kontak erat) lainnya masih menunggu giliran swab, termasuk pedagang. Terkait kasus ini, tracing masih terus dikembangkan, untuk proses lanjutan swab test-nya juga ya," tambahnya.

Heroe pun mengatakan, rentetan kasus mulai dari PKL di Malioboro, penjual kelontong, serta KUA, semua berada di lingkup kecamatan yang sama, yakni Danurejan. Tetapi, sebarannya dipastikan tak saling terkait.

Kasus KUA Danurejan

Lanjutnya, kasus KUA diduga ada riwayat perjalanan luar kota salah satu stafnya, lalu kasus kelontong terkait suami yang mobilitasnya tinggi, sementara kasus di Malioboro belum ditemukan jelas penyebabnya.

"Jadi, itu kasus terpisah. Hanya saja, ada di dalam wilayah Danurejan, meski tempatnya juga sedikit berjauhan antara satu dengan yang lain," ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, Heroe menjelaskan bahwa kasus di KUA Danurejan mulai mengalami perluasan. Berdasar hasil tracing pihaknya, tercatat salah satu anggota keluarga pegawai KUA tersebut, dinyatakan tertular.

"Kasus KUA ada tambahan satu, dari suami salah seorang staf. Saat ini masih terus dilakukan tracing, supaya bisa mencegah sebaran virus," cetusnya.

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved