Liga Inggris

Kai Havertz: Anak Ajaib Jerman, Michael Ballack Baru, Playmaker Modern, Multiposisi & Mental Baja

Playmaker itu telah menandatangani kontrak dengan Chelsea dan menjadi rekrutan termahal kedua mereka dan rekrutan baru ketujuh musim panas ini.

Penulis: Joko Widiyarso | Editor: Joko Widiyarso
Chelseafc.com
Kai havertz latihan pertama bersama Chelsea 

Havertz adalah seorang playmaker modern yang menggabungkan keterampilan mengumpan, visi, ketenangan di bawah tekanan, dan atletis tingkat tinggi.

Pemain ini tidak melakukan banyak trik dan tidak suka melakukan sesuatu yang tidak efisien.

Dia adalah pemain yang sangat efektif yang akan cocok dengan rencana pelatih barunya Frank Lampard.

Havertz tidak memiliki karakter yang penuh warna, seperti banyak pemain Jerman lainnya di generasinya, tetapi lebih membiarkan kakinya yang berbicara.

Latar belakang

Kai Havertz beraksi untuk Bayer Leverkusen melawan Rangers bulan ini.
Kai Havertz beraksi untuk Bayer Leverkusen melawan Rangers bulan ini. (Sascha Schuermann / AFP / Getty Images)

Dia dibesarkan sebagai putra seorang polisi dan pengacara di desa kecil Mariadorf, menjadi penggemar dan pemain muda klub lokal Alemannia Aachen.

Saat berusia 10 tahun, ia menarik perhatian pencari bakat Bayer Leverkusen, yang meyakinkannya untuk pindah ke klub Bundesliga.

Karena Havertz muda masih tinggal di Aachen, dia harus bolak-balik dari sekolah ke akademi muda Leverkusen beberapa kali seminggu.

Begitu dia bergabung dengan tim U-17, dia pindah ke rumah penyiar stadion Klaus Schenkmann.

"Kai beruntung karena dia berasal dari keluarga rasional. Ibu dan ayahnya sama-sama rendah hati," kata Jurgen Gelsdorf, mantan kepala akademi Leverkusen.

Havertz akhirnya menjalani level tingginya ketika menjadi anggota reguler tim senior Leverkusen. 

"Saya tidak bisa pergi ke sekolah di pagi hari karena kami sedang berlatih," katanya suatu hari.

Dia pun harus mengejar materi pengajaran di sore hari. "Pada titik tertentu, saya tidak bisa melakukannya lagi. Energi saya habis. Saya ingin menyerah."

Tetapi pelatih Roger Schmidt meyakinkannya untuk tetap bertahan, dan itu terbayar.

Sementara teman-teman sekelasnya melakukan perjalanan ke Danau Garda Italia, Havertz melakukan debut Liga Champions melawan Tottenham di Wembley di depan 85.000 penonton.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved