Pengakuan Dokter Soal Kondisi Rumah Sakit Rujukan di Jakarta yang Tangani Pasien Virus Corona
Pengakuan Dokter Soal Kondisi Rumah Sakit Rujukan di Jakarta yang Tangani Pasien Virus Corona
TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Tingginya kasus virus corona di Jakarta diakui oleh seorang dokter yang bekerja di salah satu rumah sakit rujukan Covid-19.
Ola (25), dokter yang bekerja di salah satu RS rujukan mengaku situasi di rumah sakit saat ini memang cukup kacau.
Dikutip Tribunjogja.com dari Kompas.com, pasien Covid-19 membeludak datang ke rumah sakit. Jumlahnya lebih banyak dibanding awal Covid-19 muncul di Indonesia.
Sebagian pasien datang dalam keadaan sesak napas.
“Chaos, sangat, sangat chaos banget karena seperti yang kita lihat di berita itu benar.
Ya grafiknya sangat naik, pasien-pasien makin banyak yang datang, tiba-tiba bawa hasil swab positif, udah dalam keadaan sesak butuh dirawat gitu.
Lebih parah dibandingkan sebelumnya (awal pertama Covid-19 muncul di Indonesia),” kata Ola saat dihubungi, Kamis (3/9/2020).
Ola mengaku miris dengan keadaan saat ini. Setelah enam bulan, kondisi pandemi tidak membaik, malah memburuk.
• Anies Baswedan Sebut Penularan Virus Corona di Jakarta Mengkhawatirkan, Rencana Tambah 11 RS Rujukan
Ia berpikir, entah sampai kapan ia dan rekan-rekan tenaga medis lain harus mengenakan alat pelindung diri (APD) selama delapan jam per hari untuk merawat pasien.
Ola bercerita, ia kerap sedih setiap kali melihat pasien datang dengan diantar keluarganya.
Hanya ada dua kemungkinan nasib pasien tersebut. Mereka keluar rumah sakit dengan keadaan sembuh atau meninggal.
“Saya itu sangat sedih ketika melihat pasien terus-menerus ke rumah sakit. Saya melihat pasien itu diantar keluarganya tanpa tahu apakah itu hari terakhir mereka ketemu bapak atau ibunya setelah dirawat atau melihatnya lagi keluar dari rumah sakit dengan keadaan sembuh,” ucap Ola.
Sebagai dokter, Ola harus berjuang merawat pasien agar mereka bisa berkumpul lagi dengan keluarganya.
Dia merasa menjadi dokter seutuhnya ketika melihat pasien yang ditanganinya sembuh.
“Saya mau pasien-pasien saya bisa kumpul bareng lagi bersama keluarganya. Ini yang membuat saya harus berjuang untuk bagaimana caranya jangan ada lagi penambahan kasus kematian karena Covid-19,” ujar dia.