Jumlah Pasien Virus Corona di Daerah Istimewa Yogyakarta, Tanggapan Sultan Soal Mutasi Gen

pemda DIY mengumumkan tambahan 20 kasus positif Covid-19 pada 1 September 2020 pemeriksaan sebanyak 462 sampel di lab

Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Iwan Al Khasni
Tribunjogja.com | Hasan Sakri
PERSIAPAN NEW NORMAL. Pengguna jalan melintasi kawasan simpang emapat Tugu, Kota Yogyakarta, Selasa (26/5/2020). 

Status Tanggap Darurat

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta telah mengumumkan status tanggap darurat bencana Covid-19 di DIY diperpanjang hingga 30 September 2020.

Dengan demikian, aktivitas sekolah pun akan dilanjutkan dengan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DIY, Didik Wardaya mengungkapkan hal itu dalam Kihajar TIK Talks, Selasa (1/9/2020) lewat kanal YouTube Televisi Edukasi.

“Status tanggap darurat di DIY baru diperpanjang sampai 30 September. Di DIY belum memungkinan pembelajaran tatap muka,” ujarnya.

Ia pun mengungkapkan perkembangan kasus Covid-19 pada anak di DIY sejak Mei hingga 9 Agustus 2020 yang masih terus menunjukkan peningkatan.

“Kita bisa melihat perkembangan kasus Covid-19 sampai saat ini belum menurun, masih terus ada penambahan."

"Terkait anak usia 0-18 tahun ternyata juga terdampak, di DIY selama Mei sampai Agustus trennya cenderung naik. Ini jadi salah satu pertimbangan kami di DIY belum melakukan pembelajaran dengan tatap muka,” tuturnya.

Pada 28 Juni 2020, kasus positif Covid-19 pada anak di Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki proporsi 5,9 persen dari total kasus.

Berikutnya, pada 9 Juli 2020 menjadi 6 persen, 29 Juli 2020 menjadi 7,5 persen, dan 9 Agustus 2020 menjadi 8 persen.

“Beruntung kami memiliki teknologi yang mendukung pembelajaran jarak jauh. Ini harus kita jadikan perhatian bersama,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, di DIY jauh sebelum pandemi, yakni sejak 2015 telah dirintis aplikasi Jogja Belajar.

Terdapat 500 laboratorium di sekolah-sekolah yang dikembangkan untuk menunjang hal itu.

“Kami memiliki balai teknologi komunikasi pendidikan (BTKP). Awalnya ditujukan untuk mengurangi disparitas atau mengurangi kesenjangan proses belajar mengajar dengan mengembangkan media online tersebut. Tentunya penggunanya belum sebanyak saat ini. Tiba-tiba muncul Covid-19, otomatis peran BTKP menjadi penyangga,” paparnya.

Dalam kesempatan tersebut, Didik juga menyebutkan upaya-upaya yang dilakukan pemerintah daerah (Pemda) DIY selama ini dalam mendukung PJJ.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved