Wabah Virus Corona

Temuan Mutasi Virus Corona yang Lebih Menular, Rekor Kasus dan Ancaman Ledakan COVID-19 di Indonesia

Kondisi ini pun kian mengkhawatirkan lantaran saat ini telah ditemukan strain mutasi Virus Corona baru yang diyakini lebih menular

Editor: Rina Eviana
KOMPAScom/KRISTIANTO PURNOMO
Warga melintas di depan mural bertemakan Covid-19 di kawasan Bukit Duri, Jakarta Selatan, Jumat (28/8/2020). Berdasarkan data pemerintah hingga pukul 12.00 WIB, Kamis (27/8/2020), diketahui total kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 162.884 orang sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020. 

TRIBUNJOGJA.COM - Indonesia hampir menuju 6 bulan mengalami Pandemi Virus Corona (COVID-19). Sejak kasus pertama muncul 2 Maret 2020 lalu jumlah kasus Virus Corona di Indonesa kini sudah mencapai 174.796.

Selama hampir enam bulan tersebut, belum ada tanda-tanda bahwa penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 ini menurun.

Bahkan, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 justru mencatat adanya peningkatan kasus dalam beberapa waktu terakhir.

Ilustrasi sebaran kasus Virus Corona di Indonesia.
Ilustrasi sebaran kasus Virus Corona di Indonesia. (Shutterstock)

Kondisi ini pun kian mengkhawatirkan lantaran saat ini telah ditemukan strain mutasi Virus Corona baru yang diyakini lebih menular dibandingkan strain awal yang ditemukan di China.

Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Amin Soebandrio menuturkan, bahwa pihaknya telah melaporkan kepada GISAID terkait temuan dari strain mutasi yang lebih menular yang disebut dengan D614G itu.

 "Dapat kami sampaikan saat ini memang sudah diidentifikasi dan sudah dilaporkan," kata Amin dalam konferensi pers virtual , Jumat (28/8/2020) lalu, seperti dilansir dari Antara.

Wakil Direktur LBM Eijkman Herawati Sudoyo mengatakan bahwa mutasi virus ini ditemukan dalam data sekuensing genom dari sampel yang dikumpulkan LBM Eijkman.

Dilansir dari Reuters, pihaknya perlu meneliti lebih dalam apakah mutasi ini turut berperan dalam peningkatan kasus yang terjadi beberapa hari ini di Indonesia.

Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19 hingga 31 Agustus 2020, akumulasi kasus positif COVID-19mencapai 174.796 kasus sejak diumumkan pertama kali pada 2 Maret lalu.

Jumlah ini bertambah 2.743 kasus dalam 24 jam. Penambahan kasus ini diketahui dari hasil pemeriksaan 15.305 spesimen yang diambil dari 14.566 orang dalam sehari. Itu berarti positivity rate atau jumlah kasus positif per jumlah kasus yang diperiksa spesimennya mencapai 13,5 persen.

Provinsi DKI Jakarta dilaporkan sebagai provinsi dengan penambahan kasus positif harian terbanyak yaitu 1.049 kasus.

Adapun akumulasi kasus positif di DKI Jakarta mencapai 40.086 kasus atau tertinggi dibandingkan provinsi lainnya di Indonesia.

Ledakan kasus Akhir pekan lalu, Satgas Penanganan Covid-19 melaporkan rekor penambahan kasus positif Covid-19 sebanyak 3.003 orang dalam 24 jam terakhir pada Jumat (28/8/2020).

Dua hari kemudian atau pada Minggu (30/8/2020), giliran Provinsi DKI Jakarta yang melaporkan rekor penambahan kasus positif sebanyak 1.094 kasus dalam sehari.

UPDATE 31 Agustus: Bertambah 2.743 Orang, Jumlah Total Kasus Virus Corona Indonesia Jadi 174.796

Itu berarti, dalam dua hari terakhir terdapat penambahan lebih dari 1.000 kasus di Provinsi DKI Jakarta. Pemprov DKI pun mengaitkan penambahan kasus di atas 1.000 ini dengan tingginya mobilitas masyarakat saat libur panjang pekan sebelumnya.

"70 persen kasus positif pada hari ini adalah kasus yang diambil spesimennya pada tanggal 24 dan 25 Agustus 2020. Jika dihitung mundur, masa inkubasi tersering adalah enam hari, lalu pasien mengakses pemeriksaan PCR 1-2 hari. Maka periode penularan tertinggi terjadi pada 16-17 Agustus 2020," jelas Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Dwi Oktavia, Minggu.

Meski demikian, bukan berarti potensi ledakan kasus COVID-19 tidak akan terjadi lagi pada masa mendatang. Apalagi, Pemprov DKI berencana mengoperasikan kembali bioskop di tengah situasi pandemi yang belum menurun.

Sekali pun, pengoperasian bioskop tersebut rencananya akan memberlakukan protokol kesehatan yang ketat.

Sejumlah pekerja menggunakan masker berjalan kaki setelah meninggalkan perkantorannya di Jakarta, Rabu (29/7/2020). Klaster perkantoran penularan Covid-19 di Jakarta kini menjadi sorotan. Data resmi hingga Selasa (28/7/2020) kemarin, ada 440 karyawan di 68 perkantoran di Ibu Kota yang terinfeksi virus corona.
Sejumlah pekerja menggunakan masker berjalan kaki setelah meninggalkan perkantorannya di Jakarta, Rabu (29/7/2020). Klaster perkantoran penularan Covid-19 di Jakarta kini menjadi sorotan. Data resmi hingga Selasa (28/7/2020) kemarin, ada 440 karyawan di 68 perkantoran di Ibu Kota yang terinfeksi virus corona. (KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Oleh karena itu, masyarakat diharapkan dapat lebih waspada dalam beraktivitas. Penerapan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, serta memberlakukan perilaku hidup bersih dan sehat diharapkan dapat meminimalisir potensi penularan Virus Corona.

Kasus Baru Virus Corona di Indonesia Meningkat Tajam, Ahli Sarankan Presiden Jokowi Tarik Tuas Rem

Epidemiolog Universitas Indonesia Syahrizal Syarif menuturkan, tanpa adanya kewaspadaan dari masyarakat, maka situasi penularan COVID-19 di tengah masyarakat pun berpotensi lebih mengkhawatirkan ke depannya.

Bahkan, berdasarkan pemodelan yang dilakukannya, kasus COVID-19 di Indonesia berpotensi meningkat menjadi 500.000 pada akhir tahun.

"Situasinya serius. Penularan lokal saat ini tidak terkendali," imbuh Syarif.

Sementara itu, Ketua MPR Bambang Soesatyo mengimbau, agar masyarakat dapat membatasi aktivitasnya di luar rumah.

Perlu Dipahami, Vaksin COVID-19 untuk Memutus Penularan Virus Corona, Bukan Imunisasi

Hal itu mengingat banyak pula kasus penularan COVID-19 yang ditularkan oleh orang tanpa gejala (OTG). Di sisi lain, pemerintah daerah yang saat ini berada dalam zona merah penularan COVID-19, diharapkan dapat menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

Misalnya, dengan menambah jumlah tenaga medis serta daya tampung ruang perawatan di rumah sakit rujukan.

"Pemerintah juga perlu lebih waspada dan segera memikirkan solusi jangka panjang terhadap perihal ditemukannya mutasi dari SARS-CoV-2 dalam kelompok D614G, yaitu virus pemicu covid-19 yang berpotensi dapat lebih menular," kata Bamsoet dalam keterangan tertulis. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mutasi Virus, Rekor, dan Ancaman Ledakan Kasus Covid-19"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved