Dirut Pertamina: Ketergantungan Impor adalah Musuh Bersama
Apa kata Nicke Widyawati, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), tentang kendala bisnis petrokimia di dalam negeri?
TRIBUNJOGJA.COM – Apa kata Nicke Widyawati, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), tentang kendala bisnis petrokimia di dalam negeri?
“Musuh bersama kita adalah bagaimana caranya melawan ketergantungan terhadap impor. Karena itu, semua pihak perlu bersinergi agar Indonesia bisa lebih mandiri,” kata Nicke seperti dikutip dari laman Pertamina, Rabu (26/8/2020).
Pernyataan Nicke Widyawati tersebut disampaikan pada acara penandatangan perjanjian antara PT Pertamina (Persero) melalui PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) dengan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk lewat Head of Agreement (HoA) terkait kerja sama bisnis petrokimia di Indonesia.
Diharapkan kerja sama ini dapat menekan impor petrokimia dan mengembangkan bisnis petrokimia di dalam negeri.
Penandatanganan HoA antara Pertamina dengan Chandra Asri Petrochemical tersebut berlangsung di Gedung Utama PT Pertamina, Jl. Medan Merdeka Timur No 1 A, Jakarta Pusat, Selasa (25/8/2020). Penandatanganan HoA ini dilakukan oleh Direktur Utama PT KPI, Ignatius Tallulembang, dan Presiden Direktur PT Chandra Asri Petrochemical, Erwin Ciputra.
Menurut Nicke, petrokimia merupakan salah satu pengembangan bisnis dan mitigasi jangka panjang. Bahkan, Nicke mengatakan petrokimia akan menjadi bisnis masa depan bagi kedua perusahaan.
“Saat ini Pertamina juga menghasilkan beberapa produk yang menjadi bahan baku petrokimia. Maka dirasa tepat jika petrokimia menjadi hilirisasi produk kilang-kilang Pertamina. Di RJPP Pertamina hingga tahun 2026 mendatang, Pertamina akan membangun petrochemical plant yang diintegrasikan dengan kilang-kilang Pertamina,” katanya.
Nicke menegaskan, Pertamina siap bersama dengan Chandra Asri untuk mengembangkan kilang petrokimia. Apalagi, Pertamina sudah memiliki kilang yang diupgrade dengan kemampuan berbasis petrokimia.
“Kita punya RDMP Balikpapan, Balongan, Cilacap, Dumai kita upgrade dan tingkatkan kerja sama hulu dan hilir. Kemudian agar bagaimana produk petrokimia di Indonesia bisa kompetitif dan bisa masuk dan leading di Asia itu tugas kita bersama,” katanya.