Pelaku UMKM di Yogyakarta Berkolaborasi Hadirkan Protokol Kesehatan di Tengah Pandemi Covid-19
Gagasan role model bisnis tersebut dikemas dalam acara Grand Opening Samila Kitchen & Store and Coday Coffee Lab & Roastery
Penulis: Yosef Leon Pinsker | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sejumlah pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Yogyakarta berkolaborasi membuat role model bisnis di tengah pandemi Covid-19.
Gagasan role model bisnis tersebut dikemas dalam acara Grand Opening Samila Kitchen & Store and Coday Coffee Lab & Roastery yang terletak di Jalan Ahmad Yani, Kampung Wiyoro, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta, Jumat (21/8/2020) malam.
“Kami akan meluncurkan role model sebuah usaha yang dapat menjadi acuan strategi dan manajemen bagi pelaku usaha di tengah pandemi dan penerapan protokol kesehatan Covid-19 di lingkungan usaha,” kata Ni Putu Melinda Prabamitha Sari, Marketing Communication Coday Coffee Lab & Roastery.
Melinda menerangkan, ide role model usaha ini bermula dari banyaknya pelaku usaha yang mengeluhkan omzet menurun drastis sesaat setelah Covid-19 melanda Indonesia pada pertengahan Maret lalu.
Bahkan, di antara pelaku usaha gulung tikar lantaran tidak kuat menahan beban operasional yang harus dikeluarkan mengingat pandemi masih berlangsung.
Harapan para pengusaha ini muncul ketika pemerintah mulai memberlakukan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) untuk memulihkan perekonomian di tanah air.
Di komplek bisnis ini terdapat Coday Coffee Lab and Roastery yaitu sebagai wahana edukasi dan teknologi.
Sebagai laboratorium, Coday berupaya untuk menghasilkan produk-produk olahan kopi berkualitas yang dapat dinikmati oleh masyarakat.
Selain itu, Coday juga membuka edukasi kopi melalui kelas-kelas kopi yang dibuka untuk umum seperti kelas sensory, brewing, barista, roaster, dan manajemen.
"Coday Coffee Lab and Roastery juga berupaya mengembangkan produk IT yang dapat membantu dalam proses roasting kopi,” papar Melinda.
Dalam penyediaan produknya, Coday melakukan kerjasama langsung dengan petani.
Sehingga, dapat membantu meningkatkan perekonomian melalui UMKM.
Selain produk olahan kopi, terdapat pula pengajaran via kelas-kelas yang bertujuan untuk mewadahi para penggiat kopi guna mendalami dunia perkopian.
Serta produk jasa yang ditawarkan adalah jasa roasting, giling, serta konsultasi.
“Kami juga ada pondok kopi. Idenya berawal dari banyaknya peserta luar Yogyakarta yang kesulitan mencari tempat tinggal selama mengikuti pelatihan. Berlatar belakang culture and heritage, pondok kopi memiliki keunikan tersendiri. Lokasinya terletak di tengah sawah, memberikan kesan sejuk dan asri sehingga cocok untuk menjadi salah satu objek pelepas penat hiruk pikuk perkotaan,” jelas Melinda.