Warga Grogol Sleman Terbangkan Layang-layang Unik
Bak festival, layang-layang berbagai bentuk mulai diterbangkan. Mulai dari bentuk hantu, tengkorak, Doraemon, hello Kitty, panda, dan lain-lain.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Joko Widiyarso
Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Langit sore di Desa Grogol, Margodadi, Seyegan, Sleman tampak sedikit gelap.
Meski begitu, tak menyurutkan keinginan warga untuk bermain layang-layang di sawah.
Bak festival, layang-layang berbagai bentuk mulai diterbangkan. Mulai dari bentuk hantu, tengkorak, Doraemon, hello Kitty, panda, dan lain-lain.
Selain berkreasi dengan bentuk yang unik, layang-layang pun berukuran tak biasa, bahkan mencapai 4 meter.
Pemandangan tersebut rupanya menjadi hiburan tersendiri untuk warga Grogol.
Tidak hanya anak-anak, mulai anak hingga dewa ikut menyaksikan layang-layang. Warga pun bersorak-sorai ketika layang-layang berhasil mengudara.
Pengelola Desa Wisata Grogol, Bugiman mengatakan kegiatan menerbangkan layang-layang memang baru dilakukan beberapa bulan ini.

Pandemi Covid-19 memang membuat warganya jenuh, terutama anak-anak. Bagaimana tidak, selama pandemi anak-anak hanya di rumah karena proses pembelajaran jarak jauh.
"Ya daripada anak-anak keluyuran tidak jelas mending main layangan (layang-layang). Setiap sore main layangan, tetapi lihat cuaca juga. Kami ajak ke sawah, di sini kan sawah masih banyak dan aman juga untuk anak-anak," katanya saat ditemui di Grogol, Margodadi, Seyegan, Minggu (16/08/2020).
Tidak hanya sebagai hiburan, ternyata layang-layang juga membangkitkan kreativitas warga. Sebab kebanyakan layang-layang tersebut dibuat sendiri oleh warga.
Kreativitas itu pula yang dimanfaatkan warga Grogol untuk menambah pemasukan. Tak sedikit warga menjual layang-layang tersebut.
"Kalau yang dari kertas lebih murah, ada yang dijual Rp60.000. Kalau yang kain lebih mahal, bambu juga dipilih yang baik, ada yang sampai Rp1.000.000,"terangnya.
Selama pandemi, desa wisata Grogol memang ditutup, sehingga tidak ada tamu yang menginap di homestay dan tidak ada aktivitas wisata di sana. Dengan adanya layang-layang, ia ingin agar desa wisata Grogol bisa bangkit kembali.
"Harapannya ini (layang-layang) bisa membangkitkan desa wisata Grogol. Rencananya jika sudah kembali normal akan dimasukkan ke paket wisata juga," ujarnya.