Sekolah Bisa Dapat Bantuan Kuota Internet dari Pemda DIY

Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Bagi sekolah di DIY, terutama SMA dan SMK, yang belum mampu memenuhi kebutuhan kuota internet siswa dari bantuan operasional sekolah (BOS) dapat mengajukan bantuan tambahan kepada Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DIY.

Hal itu disampaikan oleh beberapa pihak sekolah.

Kepala SMKN 3 Yogyakarta, Bujang Sabri mengatakan, saat ini sekolahnya sedang mendata seluruh nomor ponsel siswanya sembari menunggu informasi lanjutan dari Disdikpora DIY.

“Kami baru mendapat informasi dari Disdikpora DIY untuk mendata nomor ponsel siswa, provider apa saja yang dipakai. Rencananya akan diberikan bantuan kuota jika bantuan dari BOS belum mencukupi,” ujar Bujang.

Ia menerangkan, jumlah siswa di SMKN 3 Yogyakarta sebanyak 1.875 siswa.

• Dorong Lulusan SMK Terserap Dunia Kerja, SMKN 3 Yogyakarta Gelar Job Matching

Sementara, ada 700-an siswa kelas X yang baru masuk pada tahun ajaran baru 2020-2021 yang perlu didata nomor ponselnya.

Sebelumnya, SMKN 3 Yogyakarta telah menyalurkan bantuan kuota yang bersumber dari BOS sebanyak satu kali pada April 2020.

Bantuan yang diberikan mencukupi kebutuhan kuota siswa untuk satu bulan.

“Kami juga mendata siswa yang tinggal di daerah blankspot. Mungkin kalau diberi kuota dan gadget juga enggak berfungsi. Sehingga, harus mengambil modul pelajaran ke sekolah,” tuturnya.

Sementara, menurut Bujang, ada satu siswa di sekolahnya yang tidak memiliki gawai yang memadai, sehingga diberikan pinjaman laptop oleh sekolah.

“Kami pinjami laptop. Kendalanya tidak punya HP memadai. Kunci dari semua masalah adalah komunikasi. Kami sampaikan kepada orang tua siswa, agar selalu mengomunikasikan kendala anak. Jika tidak, bisa menambah masalah putra Bapak dan Ibu enggak bisa belajar secara aktif,” bebernya.

Terpisah, Bendahara BOS SMAN 11 Yogyakarta, Agustin Susilowati ikut membenarkan adanya edaran dari Disdikpora DIY untuk mendata nomor ponsel seluruh siswa untuk mendapatkan bantuan kuota.

• Sekolah di DIY Telah Salurkan Dana BOS untuk Kebutuhan Kuota Internet Siswa

“Baru tahap pendataan untuk Disdikpora. Kami mendapat edaran untuk menjaring nomor HP siswa kalau dana BOS tidak mencukupi. Sudah kami serahkan datanya,” ungkapnya.

Agustin mengungkapkan, di sekolahnya terdapat 923 siswa.

Pada semester pertama 2020-2021 ini, pihaknya akan menyalurkan bantuan kuota dari BOS sebanyak dua tahap, yakni pada awal Agustus 2020 lalu dan September mendatang.

“Ini pakai sisa-sisa dana, realokasi dari anggaran kegiatan yang tidak bisa dilaksanakan saat Covid-19, seperti ekstrakuriler,” paparnya.

Sementara itu, Kepala Disdikpora DIY, Didik Wardaya membenarkan rencana pihaknya akan memberikan bantuan kuota kepada sekolah.

Namun, hingga kini masih dalam tahap persiapan.

“Baru kami siapkan,” ujarnya saat dihubungi Tribunjogja.com, Sabtu (15/8/2020).

Sebelumnya, Didik menjelaskan kebijakan dana BOS dapat digunakan untuk membeli pulsa siswa tertuang dalam Surat Edaran Menteri Pendidikan Nomor 4 Tahun 2020.

“Dana BOS boleh digunakan untuk memberi pulsa. Itu sudah cukup membantu dan teratasi. Kemudian terkait dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 19 Tahun 2020 tentang penggunaan BOS, menggunakan BOS untuk pembelian pulsa itu diserahkan kepada sekolah,” tuturnya.

• Bantuan Kuota Internet Dana BOS Belum Cukupi Seluruh Kebutuhan Siswa

“Jadi sekolah melakukan revisi terhadap anggaran pendapatan dan belanja sekolah (APBS) nya mengalokasikan untuk membeli pulsa yang disalurkan kepada nomor HP siswa,” sambung Didik.

Namun demikian, ia pun mengakui bahwa bantuan BOS yang diberikan tidak terlalu banyak.

“Itu untuk semua siswa, walaupun besarannya tidak terlalu banyak. Tapi kan kadang kala penggunaannya mungkin lebih ya. Kuotanya yang lebih dari itu ya ada sebagian harus share dengan masyarakat dan orang tua,” bebernya.

Ditanya terkait dukungan Disdikpora DIY selama ini terhadap kelancaran pembelajaran jarak jauh (PJJ), Didik mengungkapkan, pihaknya telah bekerja sama dengan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) DIY untuk memperbaiki jaringan fiber optic di titik-titik tertentu yang sering blankspot.

“Harapannya supaya mereka komunikasinya bisa lancar. Sebenarnya kalau konteks tidak ada internet, ketika kita ujian nasional berbasis komputer (UNBK), DIY itu 100 persen menggunakan internet. Namun itu di sekolahnya. Masalahnya anak tinggal di rumah, kami mengandalkan Diskominfo untuk melakukan perbaikan terhadap daerah-daerah blankspot itu,” tandasnya. (TRIBUNJOGJA.COM)