Pendidikan
Sekolah Bisa Dapat Bantuan Kuota Internet dari Pemda DIY
Bagi SMA dan SMK yang belum mampu memenuhi kebutuhan kuota internet siswa dari BOS dapat mengajukan bantuan tambahan kepada Disdikpora DIY.
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Gaya Lufityanti
Pada semester pertama 2020-2021 ini, pihaknya akan menyalurkan bantuan kuota dari BOS sebanyak dua tahap, yakni pada awal Agustus 2020 lalu dan September mendatang.
“Ini pakai sisa-sisa dana, realokasi dari anggaran kegiatan yang tidak bisa dilaksanakan saat Covid-19, seperti ekstrakuriler,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Disdikpora DIY, Didik Wardaya membenarkan rencana pihaknya akan memberikan bantuan kuota kepada sekolah.
Namun, hingga kini masih dalam tahap persiapan.
“Baru kami siapkan,” ujarnya saat dihubungi Tribunjogja.com, Sabtu (15/8/2020).
Sebelumnya, Didik menjelaskan kebijakan dana BOS dapat digunakan untuk membeli pulsa siswa tertuang dalam Surat Edaran Menteri Pendidikan Nomor 4 Tahun 2020.
“Dana BOS boleh digunakan untuk memberi pulsa. Itu sudah cukup membantu dan teratasi. Kemudian terkait dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 19 Tahun 2020 tentang penggunaan BOS, menggunakan BOS untuk pembelian pulsa itu diserahkan kepada sekolah,” tuturnya.
• Bantuan Kuota Internet Dana BOS Belum Cukupi Seluruh Kebutuhan Siswa
“Jadi sekolah melakukan revisi terhadap anggaran pendapatan dan belanja sekolah (APBS) nya mengalokasikan untuk membeli pulsa yang disalurkan kepada nomor HP siswa,” sambung Didik.
Namun demikian, ia pun mengakui bahwa bantuan BOS yang diberikan tidak terlalu banyak.
“Itu untuk semua siswa, walaupun besarannya tidak terlalu banyak. Tapi kan kadang kala penggunaannya mungkin lebih ya. Kuotanya yang lebih dari itu ya ada sebagian harus share dengan masyarakat dan orang tua,” bebernya.
Ditanya terkait dukungan Disdikpora DIY selama ini terhadap kelancaran pembelajaran jarak jauh (PJJ), Didik mengungkapkan, pihaknya telah bekerja sama dengan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) DIY untuk memperbaiki jaringan fiber optic di titik-titik tertentu yang sering blankspot.
“Harapannya supaya mereka komunikasinya bisa lancar. Sebenarnya kalau konteks tidak ada internet, ketika kita ujian nasional berbasis komputer (UNBK), DIY itu 100 persen menggunakan internet. Namun itu di sekolahnya. Masalahnya anak tinggal di rumah, kami mengandalkan Diskominfo untuk melakukan perbaikan terhadap daerah-daerah blankspot itu,” tandasnya. (TRIBUNJOGJA.COM)