Wabah Virus Corona

Menjawab Keraguan Masyarakat Virus Corona Benar-benar Ada atau Tidak, Begini Kata Pakar

Pandemi virus corona masih berlangsung di seluruh dunia. Namun, karena banyaknya info yang kurang akurat bersliweran di media sosial, banyak orang

Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Rina Eviana
Ilustrasi virus corona, penularan virus corona di transportasi umum 

TRIBUNJOGJA.COM - Pandemi Virus Corona masih berlangsung di seluruh dunia. Namun, karena banyaknya info yang kurang akurat bersliweran di media sosial, banyak orang mempertanyakan apakah Virus Corona (COVID-19) ini benar adanya.

Jadi, sebenarnya Virus Corona ini ada atau tidak? Jawabannya ada. Virus Corona benar-benar ada.

Pasien orang tanpa gejala (OTG) dan pasien reaktif hasil rapid test Covid-19 melakukan senam pagi bersama relawan dan tenaga medis di Rumah Singgah Karantina Covid-19, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (27/5/2020). Rumah Singgah Karantina Covid-19 ini merawat 33 pasien OTG Covid-19 dan 12 orang reaktif hasil rapid test.
Pasien orang tanpa gejala (OTG) dan pasien reaktif hasil rapid test Covid-19 melakukan senam pagi bersama relawan dan tenaga medis di Rumah Singgah Karantina Covid-19, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (27/5/2020). Rumah Singgah Karantina Covid-19 ini merawat 33 pasien OTG Covid-19 dan 12 orang reaktif hasil rapid test. (KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)

Pada tanggal 16 Juni 2020, dr Reisa Broto Asmoro yang merupakan Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional meyakinkan bahwa COVID-19 adalah penyakit yang nyata.

“Saya perlu sampaikan, virus ini benar-benar ada saudara-saudari,” tegas Reisa sebagai Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional saat konferensi pers di Media Center, Jakarta, pada Selasa (16/6/2020).

Reisa mengatakan bahwa penyebaran virus dari satu manusia melalui percikan cairan yang berasal dari saluran pernapasan dan mulut, seperti buliran yang keluar saat batuk atau bersin, yang kita sebut sebagai droplets. 

ILUSTRASI - Pemakaman jenazah PDP dari Boyolali di Genjahan, Ponjong oleh Tim Relawan PMI dan BPBD Gunungkidul
ILUSTRASI - Pemakaman jenazah PDP dari Boyolali di Genjahan, Ponjong oleh Tim Relawan PMI dan BPBD Gunungkidul (Dok. PMI Gunungkidul/Istimewa)

Penularan dapat terjadi melalui kontak terhadap droplets tersebut, baik secara kontak langsung dengan orang yang membawa virus atau melalui perantara permukaan yang dipegang oleh orang tersebut. 

DATA Kasus Positif Virus Corona Terkini di Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Magelang dan Klaten

Ketika seseorang batuk atau bersin atau saat berbicara pun, virus tersebut dapat keluar bersamaan dengan percikan liur atau cairan hidung. 

“Apabila kemudian percikan tersebut tersentuh oleh tangan atau jatuh di permukaan benda yang ada di sekitar orang tersebut, maka besar kemungkinannya dapat menjadi sumber penularan bagi orang lain,” ucapnya.

Upaya pencegahan dengan menerapkan protokol kesehatan sangat penting untuk dilakukan setiap individu.

ILUSTRASI - DEKONTAMINASI. Petugas PMI Kabupaten Bantul melaksankan proses dekontinasi seusai melakukan penyemprotan disinfektan serta sosialisasi di lingkungan rumah warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Banguntapan, Bantul, DI Yogyakarta, Rabu (22/7/2020).
ILUSTRASI - DEKONTAMINASI. Petugas PMI Kabupaten Bantul melaksankan proses dekontinasi seusai melakukan penyemprotan disinfektan serta sosialisasi di lingkungan rumah warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Banguntapan, Bantul, DI Yogyakarta, Rabu (22/7/2020). (Tribunjogja.com | Hasan Sakri)

Penggunaan masker yang baik dan benar sangat dianjurkan, bahkan wajib apabila di ruang publik. Di samping itu, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, atau dengan cairan pencuci tangan yang mengandung alkohol. 

“Paling penting jaga jarak, percikan droplets atau air tersebut bisa mencapai jarak 1 sampai 2 meter, baik ketika seseorang berbicara, atau saat lawan bicaranya batuk, atau bersin. Kalau misalnya batuk atau bersin, jaraknya bisa lebih jauh lagi bisa sampai 3 sampai 5 meter. Maka sekali lagi, kita harus saling jaga jarak. Ingat, 3 kombinasi tadi adalah protokol kesehatan yang efektif, ampuh memutus penularan COVID-19,” tutup Reisa.

Kisah Warga di Bantul Gantian Kirim Sayuran untuk Tetangga yang Sedang Jalani Isolasi Corona

Anggapan bahwa tidak ada yang meninggal karena virus corona adalah menyesatkan.

MURAL LAWAN COVID-19. Sebuah mural yang bercerita tentang perlawanan terhadap covid terpajang di jalan Bugisan, Kota Yogyakarta, Selasa (21/7/2020).
MURAL LAWAN COVID-19. Sebuah mural yang bercerita tentang perlawanan terhadap covid terpajang di jalan Bugisan, Kota Yogyakarta, Selasa (21/7/2020). (Tribunjogja.com | Hasan Sakri)

Mengutip artikel New York Times yang berjudul ‘Two Women Fell Sick From the Coronavirus, One Survived’, seorang dokter di China bernama Xia Sisi sempat dirawat di rumah sakit karena virus corona.

Ia adalah dokter spesialis pencernaan yang menjadi garda terdepan di RS Union Jiangbei di Wuhan, China sejak 2015.

Dr Xia masuk RS Zhongnan pada 7 Februari 2020 pukul 3 pagi. Direktur Rumah Sakit itu sempat memanggil sejumlah pakar dari berbagai kota untuk menyelamatkannya.

Ilustrasi pandemic Coronavirus
Ilustrasi pandemic Coronavirus (imperial.ac.uk)
Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved