Update Corona di DI Yogyakarta

UPDATE Data Terkini Sebaran 12 Kasus Baru Positif Virus Corona di Daerah Istimewa Yogyakarta

Kasus positif virus corona di DIY kembali bertambah. Sebanyak 12 kasus baru diumumkan pemda DIY. Berikut sebarannya

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Yoseph Hary W
corona.jogjaprov.go.id
ILUSTRASI 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYAKARTA - Jumlah kasus positif Virus Corona di Daerah Istimewa Yogyakarta hingga saat ini total mencapai 772 kasus. 

Angka total tersebut setelah terjadi penambahan 12 kasus baru COVID-19 di DIY berdasar rilis pemerintah setempat pada Senin (3/8/2020).  

Berikut Peta Sebaran Covid-19 untuk 12 kasus baru di Daerah Istimewa Yogyakarta:

ILUSTRASI /RAPID TEST PEDAGANG PASAR. Petugas medis mengambil sampel darah pedagang pasar di Pasar Bantul, Bantul, Rabu (24/6/2020).
ILUSTRASI /RAPID TEST PEDAGANG PASAR. Petugas medis mengambil sampel darah pedagang pasar di Pasar Bantul, Bantul, Rabu (24/6/2020). (Tribunjogja.com | Hasan Sakri)

DIY kembali mencatatkan kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19 berdasarkan hasil yang diumumkan pada Senin (3/8/2020).

Pada Senin (3/8/2020) tercatat ada 12 kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19 yang dilaporkan di wilayah DIY.

Angka ini terlihat melandai bila dibandingkan pada beberapa hari sebelumnya, dimana angka kasus baru Covid-19 di DIY sempat mencatatkan rekor tertinggi, yakni 67 kasus.

12 kasus terkonfirmasi positif COvid-19 yang diumumkan hari ini berdasarkan hasil pemeriksaan sejumlah 468 sampel yang ada di lab DIY.

Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan Covid-19, Berty Murtiningsih, menjelaskan dengan penambahan 12 kasus baru tersebut maka total kasus positif Covid-19 di DIY menjadi sebanyak 772 kasus.

Adapun kasus baru tercatat sebagai kasus 766-777.

Dari total 12 kasus baru yang tercatat hari ini, ilma di antaranya merupakan karyawan kesehatan asal Bantul.

"Silahkan dikonfirmasi ke Dinas Kesehatan Bantul," ucap Berty ketika dimintai keterangan apakah kelimanya bekerja di sebuah institusi yang sama.

Kelima kasus karyawan kesehatan yang berasal dari Bantul tersebut adalah

kasus 770 Perempuan usia 54 tahun warga Bantul,

Kasus 771 perempuan usia 27 tahun warga Bantul,

Kasus 772 perempuan usia 40 tahun warga Bantul,

kasus 773  perempuan usia 33 tahun warga Bantul, dan

kasus 774 perempuan usia 37 tahun warga Bantul.

Selain itu, tiga  kasus lain terkait dengan tracing kontak positif yakni

kasus 766 laki-laki usia 42 tahun warga Gunungkidul riwayat kontak kasus 536,

kasus 767 perempuan usia 39 tahun warga Gunungkidul riwayat kontak kasus 536, dan

kasus 769 perempuan usia 29 tahun warga Gunungkidul riwayat kontak kasus 552.

"Kasus 776 laki-laki usia 35 tahun warga Sleman riwayat dalam penelusuran," bebernya.

Selanjutnya, 3 kasus terakhir yakni berhubungan dengan pelaku perjalanan.  Ketiganya yakni

kasus 768 laki-laki usia 35 tahun warga Gunungkidul riwayat perjalanan Sidoarjo,

kasus 775 laki-laki usia 47 tahun warga Bantul riwayat pelaku perjalanan Jakarta, dan

kasus 777 laki-laki usia 52 tahun warga Sleman riwayat perjalanan Kalimantan.

Pasien sembuh

"Laporan jumlah kasus sembuh sebanyak 13 kasus sehingga total kasus sembuh menjadi sebanyak 434 kasus," ucapnya.

Distribusi kasus berdasarkan domisili yakni Kota Yogyakarta 0 kasus, Kabupaten Bantul 12 kasus, Kabupaten Kulonprogo 0 kasus, Kabupaten Gunungkidul 0 kasus, dan Kabupaten Sleman 1 kasus.

Terpisah, Sekda DIY sekaligus Ketua Sekretariat Gugus Tugas Penanganan Covid-19 DIY, Kadarmanta Baskara Aji, mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pihak rumah sakit serta Dinas Kabupaten/Kota untuk menyiapkan shelter karantina mandiri.

"Karantina mandiri karena rata-rata mereka yang kita swab ini kan OTG. Saya rasa itu tidak harus di rumah sakit. Isolasi diri agar tidak menularkan ke orang lain serta minum vitamin," bebernya.

Terkait banyaknya karyawan kesehatan yang dinyatakan positif Covid-19 di DIY, Aji mengatakan bahwa karyawan di Puskesmas harus lebih berhati-hati lantaran menerima beragam pasien dengan status Covid-19 yang belum diketahui.

"Kalau rumah sakit rujukan sudah siap begitu terima pasien mereka pakai APD. Kalau puskesmas, pasien yang datang macam-macam. Pasien datang dan dirawat, perawat tidak pakai APD dan dicek positif. Ini bahaya. Kami minta perawat juga menjaga dirinya," pesan Aji.

(*/kur/ Tribun Jogja )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved