Bisnis

Pandemi Ubah Perilaku Nasabah dari Konvensional ke Mobile Banking

Mereka pun berlomba untuk bertahan dengan menjalankan sejumlah strategi, salah satunya untuk merespon perilaku nasabah dari konvensional ke mobile ban

Penulis: Santo Ari | Editor: Ari Nugroho
ist
Ilustrasi 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pandemi Covid-19 telah membawa banyak perubahan dalam lanskap strategi perbankan nasional.

Mereka pun berlomba untuk bertahan dengan menjalankan sejumlah strategi, salah satunya untuk merespon perilaku nasabah dari konvensional ke mobile banking.

Direktur Tresuri Bank Panin, Gunawan Santoso, saat Seminar Daring yang diselenggarakan Keluarga Alumni Magister Managemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Bisnis UGM (Kafegama MM) belum lama ini menyatakan sebelum pandemi Covid-19, perbankan sudah mengalami banyak tantangan yang membuat pengelola perbankan mengubah cara berpikir para pelakunya.

Bank BPD DIY Tetap Salurkan KPR Subsidi dan Non Subsidi Selama Masa Pandemi

"Kami berhadapan dengan anak-anak milenial, yang cara berpikirnya mudah dan simple, berhadapan dengan fintech dan start up yang secara signifikan mendisrupsi dunia perbankan, mudah memberikan kredit ketimbang perbankan konvensional," ujarnya.

Salah satu strategi yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya adalah kerja sama antara perbankan dengan market place online.

Ia mengungkapkan pandemi Covid-19 mempercepat tantangan yang dari dulu dihadapi, seperti percepatan transaksi online.

"Dulu orang melakukan pembayaran datang ke bank, sekarang hal itu tidak perlu lagi," jelasnya.

Ia menilai pandemi Covid-19 membuat ketidakpastian meningkat di mana masyarakat tidak pernah ada yang tahu kapan berakhir dan sejauh mana.

Oleh karena itu, di tengah situasi ini likuiditas dan cash menjadi skala prioritas bagi nasabah.

Sementara Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo, menyatakan pengembangan ekosistem digital di sebuah perbankan menjadi sebuah keniscayaan.

Hal itu pun dilakukan oleh BNI Syariah.

Polisi Arahkan Patroli ke Perbankan Antisipasi Kriminalitas

"Kita pun sudah menyiapkan uang elektronik dan beberapa aplikasi," ujarnya.

Menurut Abdullah, menghadapi pandemi Covid-19 harus siap dengan perubahan.

Ia memaparkan pembangunan ekosistem digital di era pandemi Covid-19 juga diikuti dengan sejumlah langkah, seperti penerapan protokol kesehatan, transaksi pemasaran digital, work from home (WFH), split and partial operation, serta berusaha menjaga kualitas aset ketimbang pertumbuhannya.

Meskipun demikian, ia juga tidak menampik terjadi paradoks dalam perbankan syariah di Indonesia di mana jumlah penduduk muslim di Indonesia mencapai 87 persen atau 209 juta, tetapi perekonomian syariah tidak masuk lima besar.

Nasabah perbankan syariah biasanya masyarakat kelas dua.

"Artinya, secara keuangan perbankan syariah berhadapan dengan risiko kredit yang mengakibatkan pertumbuhan laba tidak optimal," paparnya.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved