Update Corona di DI Yogyakarta
Sebanyak 57 Tenaga Kesehatan di Bantul Terpapar Covid-19
Kendati cukup banyak nakes yang ternyata terkonfirmasi positif, Agus memastikan bahwa pelayanan kesehatan di Kabupaten Bantul sejauh ini tetap terkend
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Jumlah pasien terkonfirmasi positif corona virus disease atau (Covid-19) di Kabupaten Bantul terus meningkat.
Sebagian besar di antaranya adalah tenaga kesehatan (nakes).
Hingga saat ini, total nakes yang terinfeksi virus SARS-CoV-2 penyebab covid di Bumi Projotamansari sudah mencapai 57 orang.
Kepala Dinas Kesehatan Bantul, Agus Budi Rahardjo mengatakan, tenaga kesehatan di Bantul yang terkonfirmasi positif Covid-19 itu merupakan hasil swab massal populasi nakes di semua layanan kesehatan.
Baik medis dan paramedis di layanan kesehatan negeri maupun swasta.
Jumlah pemeriksaan ada sekitar 6.000an orang.
Hasilnya, "sekarang sudah ada 57 tenaga kesehatan yang positif. Semua statusnya OTG (orang tanpa gejala)," kata dia, Minggu (02/8/2020).
• Sebaran 67 Kasus Baru COVID-19 DIY Berdasar Domisili & Riwayat Pasien, Sleman dan Bantul Terbanyak
Menurut Agus, sampai saat ini hasil pemeriksaan menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR) baik medis maupun paramedis di Bantul belum semuanya keluar.
Masih ada yang dalam proses.
Ia mengatakan pemeriksaan swab bagi tenaga kesehatan tersebut dilakukan untuk memastikan semua nakes aman dan terbebas dari Covid-19 sebelum memberikan pelayanan kepada masyarakat umum.
Kendati cukup banyak nakes yang ternyata terkonfirmasi positif, Agus memastikan bahwa pelayanan kesehatan di Kabupaten Bantul sejauh ini tetap terkendali.
Sebab, sejumlah tenaga kesehatan telah selesai menjalani perawatan, sembuh dan kembali bertugas.
Meskipun ditugaskan kembali dibagian yang tidak langsung berhubungan dengan masyarakat umum.
Sedangkan nakes positif saat ini masih menjalani isolasi.
Ada sejumlah tempat yang saat ini digunakan sebagai tempat isolasi bagi tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19 yaitu di Rumah Sakit Lapangan Khusus covid Bambanglipuro (RSLKC) dan Gedung Saemaul Sumbermulyo, Bambanglipuro.
Tenaga kesehatan yang positif semuanya berstatus orang tanpa gejala.
Mereka menjalani isolasi dengan harapan segera cepat pulih supaya semuanya aman dan masyarakat yang akan mengakses layanan kesehatan juga aman.
"Prinsipnya agar semua tidak tertular dan menularkan," ucap dia.
• Kasus Covid-19 Meluas, BPBD Bantul Latih FPRB untuk Pemakaman Jenazah Virus Corona
Sementara itu, Direktur RSLKC Bambanglipuro, dr. Tarsisius Glory mengatakan, melonjaknya kasus Covid-19 di Kabupaten sempat membuat rumah sakit lapangan penuh.
Namun demikian, saat ini telah dibuka dua shelter baru untuk merawat pasien dengan status Orang Tanpa Gejala yaitu di Gedung Saemaul Sumbermulyo dan Gedung Bina Loka Karya (BLK) Bambanglipuro.
Saat ini, gedung Saemaul terisi 14 pasien, gedung Bina Loka Karya ada 18 pasien, sedangkan RS Lapangan di Bambanglipuro, kata dia, saat ini menampung 46 pasien.
"Masih tersisa 3 kamar," ucap Glory. Ia mengatakan bahwa gedung isolasi di Saemaul dan BLK semuanya berisi tenaga kesehatan. Sementara tenaga kesehatan lainnya, sebagian dirawat juga di RSLKC Bambanglipuro.
Evaluasi
Agus Rahardjo menyampaikan, sejauh ini pihaknya belum mengetahui secara pasti dari mana penularan Covid-19 dikalangan tenaga kesehatan.
Sebab itu, Minggu depan pihaknya mengaku akan melakukan evaluasi atau semacam supervisi bimbingan teknis di semua layanan kesehatan, mulai dari layanan kesehatan tingkat pertama, lanjutan hingga rumah sakit khusus Covid-19.
Semua itu dilakukan untuk mencari sebab mengapa banyak tenaga kesehatan terpapar.
Tahapan evaluasi, kata dia, satu di antaranya berkaitan dengan protokol dekontaminasi yang ada.
"Mulai dari bagaimana cara memakai dan melepas alat pelindung diri," kata dia.
• Rincian 64 Kasus Covid-19 Baru di DIY Mulai dari Gunungkidul, Bantul, Sleman, Yogya dan Kulon Progo
Selain itu, evaluasi juga berkaitan dengan kejujuran masyarakat. Pihaknya meminta masyarakat lebih jujur mengenai gejala dan riwayat perjalanan.
Selama ini di Puskemas sudah ada protokol untuk jalur khusus infeksius, tetapi tidak ada artinya apabila masyarakat yang datang berobat tidak mau berkata jujur.
Evaluasi juga menyasar soal protokol kesehatan diperkantoran khususnya kantor tempat nakes bertugas.
Karena tidak dipungkiri selesai melakukan pelayanan, para nakes akan kembali berkantor dan bersosialisasi bersama teman sesama kantor.
Menurut Agus, saat kembali ke kantor justru penerapan Protokol Kesehatan terkadang lengah.
Pihaknya tidak berharap ketika kembali ke perkantoran justru mereka tertular.
Sebab itu, protokol Kesehatan diperkantoran kedepan akan diatur lebih ketat.
"Intinya ketika di kantor jangan sampai lalai. Apalagi sekarang klaster perkantoran sudah menjadi perhatian," ucap dia.(TRIBUNJOGJA.COM)