Jawa

Wisata Alam 'Sunrise' Punthuk Setumbu Kembali Dibuka dan Menerapkan Protokol Kesehatan

Objek wisata alam dan sunrise, Punthuk Setumbu, di Dusun Kurahan, Desa Karangrejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, sudah dibuka kembali.

Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Rendika Ferri
Pemandangan matahari terbit dari Objek Wisata Alam Punthuk Setumbu, di Dusun Kurahan, Desa Karangrejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Rabu (29/7/2020). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri K

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Objek wisata alam dan sunrise, Punthuk Setumbu, di Dusun Kurahan, Desa Karangrejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, sudah dibuka kembali.

Pembukaan destinasi wisata ini disertai penerapan protokol kesehatan. Jumlah dan waktu berkunjung dibatasi.

Pengelola Objek Wisata Punthuk Setumbu, Nur Yazid, mengatakan, sejak ditutup empat bulan lalu, tepatnya pada tanggal 16 Maret 2020, Punthuk Setumbu kembali dibuka mulai tanggal 27 Juli 2020.

Waktu operasional tetap sama, dari pukul 04.00-17.00 WIB. Jumlah pengunjung dibatasi 75 orang tiap sesi.

Waktu berkunjung juga hanya empat jam saja.

"Punthuk Setumbu mulai buka tanggal 27 Juli 2020 dan sedikit sedikit mulai meningkat. Buka jam 4 pagi sampai jam 5 sore. Pagi kita batasi, 75 orang. Empat jam baru rolling. Kemudian siang, setelah pengunjung sebelumnya turun baru, naik lagi," tutur Yazid, saat ditemui di spot Punthuk Setumbu, Rabu (29/7/2020).

Covid-19 di Kabupaten Magelang, Sehari Melonjak 10 Kasus

Tata cara berkunjung juga berbeda dari biasanya.

Pengunjung yang datang wajib mengenakan masker.

Mereka diarahkan untuk mencuci tangan dengan sabun.

Sebelum masuk, suhu badan mereka diperiksa.

Selama di tempat wisata, pengunjung juga harus menjaga jarak.

"Dari mulai masuk standar prosedur operasional pakai penanganan Covid-19, harus pakai masker, cuci tangan, cek suhu, dan menjaga jarak. Belum ada pembatasan pengunjung yang penting protokol. Garis marka kotak dibuat untuk menjaga jarak antar pengunjung," tutur Yazid.

Antusiasme wisatawan belum terlalu besar.

Kendati demikian, sejak dibuka tanggal 27 Juli 2020 lalu, sudah ada sekitar 70 pengunjung.

Jumlah ini terus meningkat tanggal 28 Juli 2020 kemarin dengan pengunjung sekitar 80 orang.

"Sedikit demi sedikit, mulai berdatangan. Kemarin tanggal 27 Juli 2020 kemarin, pagi sampai jam 10, ada 18. Siang ada 52 orang. Kemarin meningkat sudah ada 20-an, sampai siang 60 lebih," kata Yazid.

Masih Pandemi, Bupati Magelang Minta Kegiatan Satu Muharram Ditunda Dulu

Harga tiket ke Punthuk Setumbu masih sama.

Pengunjung lokal, Rp 20ribu. Pengunjung asing, Rp 50ribu.

Tarif parkir Rp 3.000 untuk roda dua dan Rp 5.000 untuk roda empat.

"Selama seminggu sekali, kita juga melakukan penyemprotan disinfektan untuk membersihkan objek wisata," kata Yazid.

Waktu berkunjung terbaik pada bulan Juni, Juli. Bulan Februari dan September, ketika matahari tepat di atas Borobudur.

Unggulan Punthuk Setumbu adalah cantiknya matahari terbit di antara Gunung Merapi dan Merbabu.

"Keistimewaan punthuk setumbu, bisa melihat sunrise diantara Merapi dan Merbabu. candi borobudur pas bagus bisa di atas awan. Melihat pegunungan menoreh, untuk spot swafoto dengan background pegunungan menoreh," tutur Yazid.

Sementara itu, Talenta Ratna (22), salah seorang wisatawan dari Semarang, mengaku sudah berkunjung dua kali ke Punthuk Setumbu.

Menurutnya, dari Punthuk Setumbu, pengunjung dapat melihat matahari terbit dan Borobudur.

Udara yang sejuk dan track yang cukup untuk berolahraga.

"Penerapan protokol sudah baik. Di awal tadi saya sudah dicek suhu dan cuci tangan. Karena memang yang datang dari berbagai macam daerah, sehingga harus diterapkan protokol kesehatan, agar tetap bersih dan aman," tuturnya.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved