Harga Sepeda Melambung Tinggi, Penjual Minta Pembeli untuk Tidak Agresif
Harga sepeda yang harganya naik signifikan yaitu jenis folding bike (sepeda lipat) karena paling banyak dicari.
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Euforia bersepada di masa pandemi membuat permintaan kendaraan kayuh inipun meningkat tajam.
Akibatnya harga sepeda di pasaran pun menjadi lebih tinggi.
Hal ini dirasakan penjual sepeda Haryanto (53), bagian pemasaran di toko Sinar Makmur, berlokasi di jalan Brigjend Katamso, Gondomanan, kota Yogyakarta.
Haryanto menuturkan, sejak Juni 2020 hingga kini, harga sepeda terus menaik.
"Iya, harga sepeda sudah mahal sejak dari produsen. Naiknya harga pun bervariasi dari mulai 25 persen, 30 persen hingga 50 persen pun ada," terangnya kepada TRIBUNJOGJA.COM, pada Senin (20/07/2020).
Ditambahkan Haryanto, harga sepeda yang harganya naik signifikan yaitu jenis folding bike (sepeda lipat) karena paling banyak dicari.
Di mana harga semula hanya kisaran Rp1,2 juta sekarang bisa mencapai Rp2,5 juta per sepedanya.
Sedangkan jenis mountain bike (MTB), terjadi kenaikan namun tak begitu banyak.
Di mana biasanya jenis MTB yang seharga Rp1,8 juta kini dibaderol dengan harga Rp2,3 juta.
Kenaikan harga pada produsen membuat para penjual pun terpaksa menaikkan harga barang tersebut.
"Ini kan barang naik karena dari hulunya sudah mahal. Makanya, pembeli itu toh yang sabar jangan agresif. Sekiranya tidak penting, ya ditahan dulu untuk membeli sepeda. Lebih baik, uangnya dipakaikan ke hal yang lebih penting," ujarnya.
Haryanto mengatakan, sejak sepada terus merangkak naik. Pembelian pun mulai menurun tak seramai dulu.
"Ya, mungkin masyarakat mulai berpikir ya untuk membeli sepeda. Soalnya, harganya sudah terlampau mahal. Saya saja, sebagai penjual menyarankan untuk tidak beli sepeda di kondisi seperti ini," ujarnya lagi.
Selain itu, Haryanto pun mengatakan, persedian sepeda di tokonya pun tak berani dilakukan.
"Sejak ramai itu, saya hanya menjual persediaan sepeda yang lama. Ini, persediaan sepeda dari produsen cukup terbatas, karena banyaknya permintaan daei daerah-daerah lainnya," pungkas Haryanto. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jogja/foto/bank/originals/riwayat-tujuh-pasien-baru-covid-19-daerah-istimewa-yogyakarta.jpg)