Bisnis
Bus Pariwisata di Yogyakarta Mulai Lakukan Uji Coba Perjalanan Wisata
Hampir empat bulan berhenti beroperasi, beberapa perusahaan otobus (PO) pariwisata di wilayah Yogyakarta pada awal Juli 2020, mulai uji coba perjalana
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Hampir empat bulan berhenti beroperasi, beberapa perusahaan otobus (PO) pariwisata di wilayah Yogyakarta pada awal Juli 2020, mulai uji coba perjalanan untuk wisatawan lokal.
Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DIY, Hantoro mengatakan, beroperasinya kembali bus pariwisata sebagai langkah untuk menyikapi era peradaban baru nanti.
"Sejak Maret-Juni 2020, kami total berhenti beroperasi akibat pandemi. Kini, kami perlahan bangkit lagi dengan mulai melakukan beberapa perjalanan ke objek wisata untuk wisatawan lokal," jelas Hanto ro saat dihubungi TRIBUNJOGJA.COM, pada Minggu (19/07/2020).
Adapun, kegiatan ini juga mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah (pemda).
• Kisah Sopir Bus Pariwisata Tetap Jalani Puasa Saat Pulang Jalan Kaki dari Jakarta ke Solo
Hantoro menuturkan, adanya gerakan uji coba bagi bus pariwisata sudah melalui pembicaraan dengan pihak terkait seperti Dinas Pariwisata DIY dan Dinas Perhubungan DIY.
Ternyata, lanjut Hantoro, respons positif pun diberikan oleh pemda.
Namun, ditegaskan kembali agar tetap mematuhi protokol kesehatan selama beroperasi.
Sebelum melakukan perjalanan, wisatawan harus memenuhi peraturan protokol kesehatan yakni memakai masker, mencuci tangan, penggunaan hand sanitizer, pengecekan suhu tubuh dengan thermo gun, dan menjaga kebersihan selama melakukan perjalanan.
Sedangkan, pihak bus pun menerapkan protokol kesehatan, baik untuk armada bus dan petugas.
"Setiap petugas yang ingin melakukan perjalan seperti supir maupun kondektur juga harus melalui protokol kesehatan meliputi pengecekan suhu tubuh, pemakaian masker dan hand sanitizer. Lalu, untuk bus pun sebelum dan sesudah melakukan perjalan wisata akan disemprotkan cairan disinfektan," terang Hantoro.
• Setiap Akhir Pekan, Tercatat Ribuan Bus Pariwisata Masuk Kota Yogya
Selain itu, kapasitas bus juga dibatasi. Di mana hanya boleh mengangkut penumpang dengan jumlah maksimal 40 orang saja.
Sementara ini , penumpang diutamakan untuk masyarakat daerah wilayah Yogyakarta seperti daerah Sleman, Bantul, Kulon Progo, Gunungkidul dan kota Yogyakarta.
Saat ini, rute perjalanan bus pariwisata masih terbatas hanya sekitar wilayah Yogyakarta yang dibuat dalam bentuk paket perjalanan.
Untuk paket pertama meliputi, daerah pantai Baru, bandara Yogyakarta International Airport (YIA), pantai Glagah dan melewati underpass terpanjang di Indonesia.
Sedangkan, paket kedua perjalanan melewati, pantai Baron, pantai Indrayanti, dan Goa Pindul.
Hantoro mengatakan, sejak mulai lakukan uji coba pada awal Juli 2020, sudah ada 42 grup wisata yang dilayani.
"Target selama satu bulan ini (Juli 2020) akan ada 50 grup wisatawan yang memakai jasa kami. Sekarang, sudah terlaksana sebanyak 42 grup wisatawan yang lakukan perjalan," terangnya.
• Kurangi Kemacetan, Pemkot Yogya Minta Bus Pariwisata Pecah Rombongan saat Menuju Pusat Kota
Kemudian, lanjut Hantoro, dari 42 perusahaan bus yang menjadi anggota organda DIY, baru sekitar 25 persen yang bersedia melakukan perjalanan.
Di mana, setiap memasuki akhir pekan biasanya akan ada 4 sampai 6 bus yang beroperasi.
Sedangkan, pada hari biasa sekitar 1 atau 2 bus saja.
"Memang, belum semua anggota bisa terlibat dalam uji coba ini. Karena masih ada beberapa yang ragu untuk beroperasi kembali. Sehingga, dengan adanya uji coba perjalanan yang sesuai standar protokol kesehatan diharapkan dapat menjadi percontohan untuk melakukan trip yang nyaman dan aman saat era baru nanti," pungkasnya. (TRIBUNJOGJA.COM)