Ganjar Pranowo Minta Daerah dengan Kasus Corona Tinggi Tingkatkan Tes Gunakan PCR

Jika sebelumnya kerumunan orang yang ditest, kini tes berdasarkan berapa jumlah yang diketahui dari pasien yang positif atau istilahnya tracing

Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Rendika Ferri K
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, saat diwawancarai seusai rapat penanganan Covid-19 bersama Wali Kota, Wakil Wali Kota, Sekda Kota Magelang di Kantor Pemkot Magelang, Kamis (16/7/2020). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri K

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, meminta kepada daerah-daerah yang terindikasi kenaikan kasus Covid-19 untuk melakukan peningkatan tes.

Tes yang didorong menggunakan PCR test.

Tes dilakukan dengan tracing kontak dari pasien yang positif.

Orang yang mengidap penyakit hipertensi dan gula juga jadi prioritas tes.

"Jadi, sekarang kita minta kepada daerah-daerah yang memang terindikasi ada kenaikan maka dilakukan peningkatan tes. Tesnya sekarang kita dorong PCR test, tidak rapid lagi. Targetnya sekarang sudah melampaui target. Kalau kemarin yang paling tertinggi itu Kota Semarang sudah melampaui dari target. Disesuaikan dengan kondisinya," ujar Ganjar, seusai rapat dengan Wali Kota Magelang di kantor Pemkot Magelang, Kamis (16/7/2020).

Model pengetesan sendiri juga berbeda.

Jika sebelumnya kerumunan orang yang ditest, kini tes berdasarkan berapa jumlah yang diketahui dari pasien yang positif atau istilahnya tracing.

Melalui tracing ini, diharapkan akan diketahui lebih banyak lagi.

Selain itu, Ganjar juga meminta data dari BPJS secara proaktif. Ia mencari warga Jawa Tengah yang menderita hipertensi dan penyakit gula.

Hal ini melihat data mereka yang meninggal dikarenakan dua penyakit besar tersebut.

Warga yang hipertensi dan penyakit gula akan dites terlebih dahulu. Jika reaktif akan dikarantina demi mencegah penyebaran kasus.

"Data kita yang rata-rata meninggal itu karena dua penyakit besar. Satu penyakit gula dan hipertensi. Maka, sekarang kita sudah minta data dari BPJS secara proaktif, kita ambil. Kita cari orang jateng yang hipertensi dan gula, agar itu kita tes lebih dulu. Kemudian dikarantina. Ini dilakukan untuk mencegah. Karena itu tinggi sekali. Tadi juga dilaporkan di kota magelang juga sama. Beberapa yang meninggal itu, salah satunya punya komorbid yang besar punya penyakit berat yakni kanker, termasuk ginjal dan jantung," katanya.

Soal positivity rate, Ganjar akan terus mengupdate date tersebut.

Pihaknya akan melaunching datanya setiap hari, setiap pukul 12.00 WIB.

Dari data yang dimilikinya, kemarin mengalami peningkatan dan diharapkan hari ini dapat turun. Sementara itu zona hijau juga belum ada sama sekali.

Per data tanggal 25 Juni 2020, angka reproduksi efektif Kabupaten dan Kota Se Jawa Tengah, Kota Semarang masih menduduki peringkat pertama dengan angka 3,69.

Kemudian disusul, Kudus, Jepara, Magelang, Grobogan, Demak, Rembang, Kota Salatiga, Klaten, Sukoharjo dan Kendal.

Lalu ada perkembangan pada tanggal 2 Juli 2020 lalu, peringkat pertama masih Kota Semarang, disusul Jepara, Kudus, Rembang, Kendal, Klaten, Demak, Kabupaten Magelang, Grobogan, Karanganyar, Banyumas dan Kabupaten Semarang.

Sementara itu, pada tanggal 9 Juli 2020, Jepara menjadi yang tertinggi.

Kemudian disusul Kabupaten Semarang, Grobogan, Demak, Rembang, Banyumas, Kudus. Sementara Kota Semarang sudah mengalami penurunan dari kemarin 3,19 menjadi 1,64.

"Di Tanggal 9 Juli 2020, Jepara tertinggi kemarin. Jadi dinamika luar biasa. Jepara baru Kabupaten Semarang, Grobogan, Demak, Rembang, Banyumas, Kudus, Kota Semarang sudah turun dari kemarin dari 3,19 menjadi 1,64. Kendal, Klaten dan Blora. Di Jateng, sudah 0,69. Ini per tanggal 9 Juli 2020," kata Ganjar. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved