Pertahankan Status Zona Hijau Virus Corona, Kecamatan Cangkringan Sleman Larang Warganya Mudik

Camat Cangkringan meminta desa-desa agar mengimbau warganya yang ada di luar deaerah untuk sementara tidak mudik atau pulang kampung dulu.

Penulis: Santo Ari | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Sleman 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Sejauh ini Kecamatan Cangkringan masih menjadi satu-satunya wilayah di Sleman yang masuk dalam kategori zona hijau penularan covid-19.

Kondisi tersebut dapat terwujud atas kerja sama semua pihak dalam menerapkan protokol kesehatan.

Camat Cangkringan, Suparmono, menjelaskan bahwa pihaknya selalu mengajak masyarakat untuk memenuhi imbauan pemerintah untuk terus menerapkan protokol kesehatan.

Dan semua fasilitas pemerintah termasuk tempat ibadah sudah memiliki tempat cuci tangan.

Muspika pun terus berkeliling untuk mengingatkan warga.

Ia menjelaskan, bahwa kemungkinan terbesar penularan covid-19 berasal dari warga luar Cangkringan.

Maka dari itu, ia meminta desa-desa agar mengimbau warganya yang ada di luar deaerah untuk sementara tidak mudik atau pulang kampung dulu.

"Itu terus menerus digencarkan, melalui video pendek, maupun pesan singkat lain. Pokoknya kita mohon jangan pulang dulu. Dan itu efektif, jadi sampai hari kemarin warga Cangkringan yang dari luar daerah dan pulang kampung itu 261, menurut saya itu paling sedikit se-Sleman," terangnya Sabtu (11/7/2020).

Namun demikian, Suparmono juga menjelaskan bahwa perekonomian warga sebesar 60-70% sangat menggantungkan dari orang luar Cangkringan, dalam hal ini adalah sektor pariwisata.

Maka dari itu, agar masyarakat aman dan tetap produktif, pihaknya pun membuka secara terbatas destinasi wisata yang ada di Cangkringan.

"Pariwisata kalau tidak dibuka, kita punya ratusan jip menganggur, tidak menghasilkan uang. Kita punya puluhan tempat wisata nganggur tidak bisa menghasilkan uang. Begitu juga tambang yang total tutup," ujarnya.

"Tapi Juli ini kita mengimbau agar perekonomian segera jalan, mari kita tetap menerima orang yang datang dari luar, tapi tetap menerapkan protokol kesehatan di mana-mana," imbuhnya.

Ia menerangkan bahwa Muspika dan perangkat desa lainya rajin mengecek protokol kesehatan di tempat wisata, termasuk rumah makan di Cangkringan yang banyak didatangi orang.

"Minimal pakai masker, cuci tangan, jaga jarak. Seperti di Kopi Merapi, meja di tambah agar jaga jarak dapat dilaksaknakan," bebernya.

Salah satu destinasi wisata unggulan di sana adalah wisata minat khusus jip wisata.

Ia manyatakan bahwa saat ini sudah banyak tamu yang datang, setelah dibukanya destinasi wisata di Cangkringan.

Pihaknya pun rajin melakukan pengecekan di base camp jip atau lokasi wisata lainnya.

"Kebetulan tamu dari luar daerah sudah mulai banyak, hari rabu kemarin di salah satu base camp jip kami bertemu dengan wisatawan dari jawa barat, setidaknya ada 250 orang," ujarnya.

Dari pantauannya, para wisatawan tersebut telah menerapkan protokol kesehatan sedari masih ada di dalam bus.

Dan ketika turun, petugas pun mengecek suhu tubuh para tamu. Mereka juga wajib cuci tangan, dan memakai masker.

Dalam satu jip pun hanya diperbolehkan ada empat orang, yakni satu driver dan tiga tamu.

"Semua ini dilakukan agar sama-sama aman. Kita masih zona hijau, mempertahankannya tidak gampang kalau perangkatnya tidak rajin bertemu warga dan saling mengingatkan," tutupnya.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved