Ratusan Wisatawan di Pantai Parangtritis Bantul Tersengat Ubur-ubur
Wisatawan yang tersengat binatang dengan sebutan Impes bagi warga Bantul itu dari lintas usia. Ada dewasa, remaja hingga anak-anak
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Ratusan wisatawan tersengat ubur-ubur saat sedang bermain di kawasan pantai Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul.
Objek wisata pantai selatan Bantul itu memang sudah mulai ramai dipadati oleh ribuan wisatawan, seiring diberlakukannya pembukaan secara terbatas, di tengah pandemi covid-19.
Wisatawan yang tersengat binatang dengan sebutan Impes bagi warga Bantul itu dari lintas usia. Ada dewasa, remaja hingga anak-anak.
"Biasanya yang tersengat adalah mereka yang bermain air atau mandi di laut. Paling banyak anak-anak," kata Sekretaris II SAR Satlinmas Wilayah III Parangtritis, Rinto Rafli, Minggu (5/7/2020).
Menurut dia, serangan ubur-ubur di pantai Parangtritis musiman.
Tahun ini, sebenarnya sudah mulai terjadi sejak libur lebaran pada akhir Mei lalu.
Namun saat itu, jarang sekali yang tersengat karena masih sepi wisatawan. Kini, serangan ubur-ubur mulai ramai kembali.
Bahkan, dari Sabtu kemarin, hingga hari Minggu siang, tercatat sudah ada 200 orang yang tersengat.
Ratusan orang itu adalah mereka yang terdata di posko SAR Satlinmas Parangtritis karena dilakukan pengobatan.
Mengingat, tidak sedikit pula wisatawan yang tersengat ubur-ubur kemudian langsung diobati sendiri.
"Jadi, data ini adalah wisatawan yang tersengat, kemudian datang ke kami," jelas dia.
Saat tersengat ubur-ubur wisawatan umumnya hanya merasakan gatal-gatal, mules di perut, panas area punggung hingga luka ringan kemerahan.
Hingga saat ini, dikatakan Rinto, tidak ada korban, terutama anak-anak yang sampai berakibat fatal dilarikan ke rumah sakit.
Semua korban menurutnya dapat ditolong dengan pengobatan tradisional.
Bagian kulit yang tersengat mula-mula akan dibersihkan. Lalu diberi cairan cuka dan diolesi salep.
Anggota SAR yang memberikan pengobatan biasanya akan meminta kepada mereka yang terkena sengatan ubur-ubur agar banyak bergerak, bisa lari-lari kecil ataupun berjemur, supaya segera keluar keringat.
Menurut Rinto, rasa sakit akibat sengatan ubur-ubur biasanya bertahan selama dua jam.
"Tetapi semakin banyak gerak, berkeringat, akan semakin cepat sembuh," kata dia.
Lebih lanjut, Rinto mengungkapkan, semenjak mulai diberlakukan kebijakan new normal atau pembukaan kembali objek wisata pantai Parangtritis, pihaknya setiap hari menerjunkan personel penuh sebanyak 69 anggota.
Mereka disebar untuk berkeliling membantu mengamankan dan memberikan edukasi kepada pengunjung supaya berhati-hati dan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Ia juga mengimbau kepada wisatawan agar tidak berenang terlalu jauh ke tengah laut.
"Karena itu sangat berbahaya," ucap dia. (*)