Wabah Virus Corona
IDI Jatim : 86 Dokter dan 146 Perawat Positif Virus Corona dengan Angka Kematian Cukup Tinggi
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur menyatakan jumlah tenaga medis yang terpapar COVID-19 terus bertambah.
TRIBUNJOGJA.COM, SURABAYA - Kasus penularan Virus Corona di wilayah Jawa Timur hingga kini masih jadi perhatian serius.
Dari hari ke hari angka penambahan kasus harian COVID-19 di wilayah ini cukup tinggi.
Tak hanya itu saja, jumlah tenaga medis yang terpapar COVID-19 juga cukup banyak.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur menyatakan jumlah tenaga medis yang terpapar COVID-19 terus bertambah.
Ketua IDI Jawa Timur dr Sutrisno mengatakan, terdapat 86 dokter yang dinyatakan positif COVID-19 hingga saat ini.
"Sampai sekarang, per hari ini sudah ada 13 dokter yang meninggal dunia karena COVID-19," kata Sutrisno saat dihubungi, Jumat (3/7/2020).
• Satu Dokter Terpapar Covid-19, Seluruh Karyawan Puskesmas Banguntapan I Bantul Jalani Swab Test
Selain itu, Sutrisno mengatakan, sebanyak 146 perawat di Jawa Timur dinyatakan positif COVID-19 .
"Dari data itu, ada 11 orang di antaranya meninggal dunia," ujar dia.

Jumlah tenaga medis yang positif COVID-19 itu tersebar di sejumlah daerah di Jawa Timur. Namun, jumlah tenaga medis yang paling banyak positif COVID-19 ada di Kota Surabaya.
"Dokter dan tenaga medis yang positif COVID-19 paling banyak ada di Surabaya," kata dia. Sutrisno menyebut, tingginya angka kematian tenaga medis akibatCOVID-19 di Jawa Timur sangat mengkhawatirkan.
• Jawaban Wali Kota Tri Rismaharini Ketika Surabaya Disebut Bisa Menjadi Seperti Wuhan
Beban tenaga medis semakin berat karena bertaruh nyawa di garda depan. Sutrisno meminta pemerintah daerah di Jawa Timur terus berbenah agar tak ada lagi tenaga medis yang meninggal karena COVID-19.
"Ada banyak hal yang mesti harus dibenahi. Ini cukup berat karena kematian tenaga medis terus bertambah dan angkanya cukup tinggi," ujar dia.
Pencairan insentif tenaga medis

Sutrisno juga mengingatkan pemerintah segera mencairkan insentif untuk tenaga medis yang merawat pasien COVID-19.
Apalagi sudah banyak tenaga medis yang meninggal dan dinyatakan positif COVID-19, namun sampai saat ini belum mendapat insentif dari pemerintah.