Pertajam Diagnosa Covid-19, Pemkab Bantul Akan Langsung Terapkan Swab Test untuk Pelaku Perjalanan
Langkah yang ditempuh adalah dengan langsung menerapkan swab test, tanpa melalui rapid tes.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul berupaya mempertajam penegasan diagnosa untuk orang-orang yang memiliki risiko tinggi terpapar Covid-19.
Langkah yang ditempuh adalah dengan langsung menerapkan swab test, tanpa melalui rapid.
Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Bantul, Sri Wahyu Joko Santosa, mengatakan hal tersebut dilakukan agar diagnosa segera didapat, sebelum virus menyebar lebih luas di tengah masyarakat.
Tapi, sampai saat ini, penerapannya masih untuk para risiko tinggi.
"Fokusnya masih pada populasi risiko, seperti para pelaku perjalanan, nakes (tenaga kesehatan), serta orang kontak erat dengan pasien positif ya. Nah, itu jadi prioritas yang langsung kita swab," katanya, Kamis (2/6/2020).
• Pasien Sembuh di Kabupaten Magelang Bertambah Satu, Kini Tersisa 4 Orang Positif Virus Corona
• Data Terbaru Covid-19 di Seluruh Dunia 2 Juli 2020, Daftar 20 Negara dengan Catatan Kasus Tertinggi
"Mereka langsung kita arahkan ke swab. Apalagi, pelaku perjalanannya dari daerah-daerah yang memang banyak kasus, misal Jakarta, atau Jawa Timur," tambahnya.
Dokter yang akrab disapa Oki tersebut menjelaskan, upaya itu sudah dilakukan oleh pihaknya dalam menangani pasien positif satu keluarga di Bantul beberapa waktu lalu.
Bukan tanpa sebab, sebaran di lingkup tersebut, berawal dari bapak, ibu dan anak, yang bertolak ke Surabaya.

Diungkapkan olehnya, sang ayah pun menjalani rapid test dengan hasil reakitif, yang langsung ditindaklanjuti dengan swab test dan dinyatakan positif tertular corona.
Kemudian untuk istri dan anaknya langsung menjalani swab, tanpa lebih dahulu menjalani rapid test seperti ayahnya.
"Jadi, itu satu keluarga, suaminya rapid dulu, lalu swab ya, hasilnya positif. Terus, anggota keluarga lainnya langsung kita swab. Kalau jumlah tracingnya cuma sedikit begitu, langsung swab, takutnya meluas," tandasnya.
• Pantau Kesiapan Ponpes Ali Maksum, Bupati Bantul Siap Fasilitasi Rapid Test untuk Santri
• Lima Warga Bantul Tertular Covid-19, Kontak dengan Pasien Riwayat Perjalanan dari Surabaya
Walau begitu, ia menjelaskan, pihaknya tidak serta merta meninggalkan metode rapid test, yang masih digunakan untuk melakukan upaya tracing dalam jumlah besar.
Pasalnya, sasaran swab test, seperti yang sudah ia paparkan, adalah orang-orang berisiko tinggi.

"Kita pindah ya, dari rapid ke swab, ini untuk mempertajam diagnosa, karena lebih akurat. Namun, rapid tetap tidak kita tinggalkan, kita lakukan pada waktu melakukan langkah tracing dalam jumlah besar," ungkap Oki.
"Tapi, kalau orang tidak ada apa-apa, tidak masuk kategori risiko tinggi dan minta swab test, ya tetap tidak akan kita layani, karena kita punya prioritas," pungkasnya. (*)