Wabah Virus Corona
Temuan Ahli: Jejak Virus Corona SARS-CoV-2 di Spanyol Ada Sejak Maret 2019 Sebelum Muncul di Wuhan
Tim ini menemukan Virus Corona baru pada 15 Januari 2020, 41 hari sebelum kasus pertama secara resmi dikonfirmasi.
TRIBUNJOGJA.COM-Virus Corona SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19 kini masih menjadi pandemi global.
Virus Corona jenis ini pertama kali ditemukan di Wuhan China akhir 2019 lalu.
Namun fakta lain terungkap. Ahli virologi Spanyol menemukan jeak Virus Corona baru SARS-CoV-2 sudah ada sejak Maret 2019, sembilan bulan sebelum penyakit COVID-19 diidentifikasi di China.

Menurut keterangan Universitas Barcelona pada Jumat (26/6/2020), sampel virus itu ditemukan dalam sampel air limbah di Barcelona.
Penemuan genom virus yang sangat awal di Spanyol ini menyiratkan bahwa penyakit COVID-19 telah muncul jah lebih awal dari yang diperkirakan ilmuwan sebelumnya.
Dilansir Reuters, Sabtu (27/6/2020), tim Universitas Barcelona menguji air limbah sejak pertengahan April tahun ini.
• UPDATE 28 Juni Jumlah Pasien Virus Corona Dunia, China Peringkat 22, Indonesia 29, Malaysia 70
Mereka ingin mengidentifikasi potensi wabah baru dan melakukan tes pada sampel lama atau yang berusia lebih tua.
Sebelumnya, tim ini menemukan Virus Corona baru pada 15 Januari 2020, 41 hari sebelum kasus pertama secara resmi dikonfirmasi.
Kemudian tim melakukan tes pada sampel yang diambil antara Januari 2018 hingga Desember 2019.
Mereka kemudian menemukan keberadaan genom virus di salah satu sampel, tepatnya sampel 12 Maret 2019.
"Tingkat SARS-CoV-2 rendah, tapi hasilnya positif (Virus Corona baru)," kata pemimpin penelitian Albert Bosch.
Studi yang dilakukan Albert Bosch dan tim saat ini telah diajukan untuk peer review. Bosch yang adalah presiden Perhimpunan Ahli Virologi Spanyol mengatakan bahwa deteksi dini bahkan pada bulan Januari dapat meningkatkan respons terhadap pandemi.

Sebaliknya, pasien yang diperiksa saat itu mungkin salah diagnosis sebagai flu biasa. Hal ini disebut Bosch berkontribusi pada penularan penyakit lebih luas.
• Tiga Lokasi yang Berpotensi Jadi Titik Penularan Virus Corona saat New Normal
Kata ahli lain Dr Joan Roman Villalbi dari Kesehatan Masyarakat dan Administrasi Sanitasi Spanyol mengatakan kepada Reuters, masih terlalu dini untuk dapat menarik kesimpulan.
"Saat kita hanya memiliki satu bukti, kita memerlukan lebih banyak data, lebih banyak penelitian, lebih banyak sampel untuk mengonfirmasi dan mengesampingkan kesalahan laboratorium atau masalah metodologis," kata Villalbi.