Persiapan Hadapi Musim Kemarau, BPBD Gunungkidul Mulai Petakan Wilayah Rawan Kekeringan
Persiapan Hadapi Musim Kemarau, BPBD Gunungkidul Mulai Petakan Wilayah Rawan Kekeringan
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul mulai bersiap untuk menghadapi musim kemarau tahun ini.
Salah satunya adalah melakukan pemetaan wilayah yang rawan kekeringan.
Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul Edy Basuki mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan sejumlah kapanewon (kecamatan) terkait pemetaan ini.
"Saat ini sedang proses pengiriman data mengenai wilayah yang rawan kekeringan dari masing-masing kapanewon," jelas Edy dihubungi pada Minggu (28/06/2020).
Edy mengatakan program dropping atau penyaluran air bersih untuk wilayah yang berpotensi kekeringan juga sudah disiapkan.
Namun, ia menyebut ada sistem berbeda yang diterapkan pada penyaluran kali ini.
• BPBD DIY : Tiga Kabupaten di DIY Rawan Kekurangan Air Bersih
• 69 Ribu Jiwa di Tiga Kabupaten di DIY Terancam Kekurangan Air Bersih
Menurutnya, tahun ini pemerintah kapanewon tidak diperkenankan menyalurkan bantuan air secara mandiri.
Sebab kali ini mereka harus menggandeng pihak ketiga dalam prosesnya.
"Tahun sebelumnya kapanewon yang membutuhkan bisa mendistribusikan air bersih dengan tangki pengangkut sendiri. Sekarang sudah tidak bisa," kata Edy.
Tiap kapanewon pun perlu menyiapkan anggaran sendiri untuk distribusi air bersih.
Meskipun demikian, Edy mengaku tidak tahu berapa besarannya, sebab anggaran tersebut diatur masing-masing kapanewon.
Edy mencontohkan, untuk tahun ini BPBD Gunungkidul sendiri menyiapkan dana sekitar Rp 700 juta untuk kegiatan dropping air. Namun anggaran ini belum termasuk anggaran dropping untuk tiap kapanewon.
"Mereka memiliki anggaran sendiri dan tidak masuk dalam kegiatan di BPBD," jelasnya.(Tribunjogja/Alexander Ermando)