Awas Jangan Sampai Tertipu, Berikut Tips Aman Sebelum Membeli Sepeda Brompton
Jika kamu adalah salah satu orang yang sedang mengincar Sepeda Brompton, maka sepantasnya untuk lebih peka dan berhati-hati dalam memilih penjual.
TRIBUNJOGJA.COM -Belakangan ini, masyarakat di Tanah Air sedang menggilai sepeda. Ya, sejak pandemi Virus Corona (COVID-19), orang mengisi aktivitas dengan bersepeda untuk refreshing sekaligus berolahraga.
Maka tak heran jika jalanan saat ini banyak dipenuhi pesepeda. Toko sepeda besar maupun kecil ramai pembeli.
Dan bagi sebagian orang, sepeda tak hanya alat transportasi pun sarat gengsi. Maka tak heran jika merek-merek sepeda mahal berseliweran di jalanan.
Di Ibu Kota misalnya, sepeda lipat buatan Inggris, Sepeda Brompton kian menjadi perhatian di tengah memuncaknya tren bersepeda di Tanah Air.

Harganya yang mahal, keringkasan lipatan, dan gengsi yang menyertainya menjadi beberapa alasan di balik menjamurnya penikmat sepeda lipat tiga ini.
Akibatnya, harga jual sepeda tersebut pun kian merangkak naik. Tak jarang yang bahkan sudah menembus angka tak wajar.
Di sisi lain, usaha penipuan pun mulai bermunculan. Tingginya minat, membuat para penipu seperti mendapat kesempatan untuk "menebarkan" jebakan mereka.
Jika kamu adalah salah satu orang yang sedang mengincar Sepeda Brompton, maka sepantasnya untuk lebih peka dan berhati-hati dalam memilih penjual.
Agar tidak tertipu, Baron Martanegara, pendiri komunitas Brompton Owner Group Indonesia ( BOGI) dan juga co-founder komunitas Brompunk Reza Teha memberikan sejumlah tips.
1. Jangan berikan DP (down payment)
Baron menjelaskan, salah satu trik yang digunakan penipu di media sosial adalah mencomot foto dari para pecinta Sepeda Brompton sebagai bahan marketing untuk menipu.
Foto tersebut dipasang di akun medsos yang namanya mirip dengan sejumlah akun resmi penjualan Sepeda Brompton lain.
Setelah ada konsumen yang tertarik, para penipu akan meminta uang muka atau down payment (DP) dengan besaran beragam, dari Rp 2-5 juta.
“Kalau tidak kenal lalu minta DP, lebih baik jangan dikasih. Karena ada teman yang kena modus ini,” tutur Baron.
Untuk itu, bila berada di satu kota, sebaiknya lakukan COD (cash on delivery). Bila berada di beda kota, baik untuk meminta tolong teman atau saudara untuk mengecek barang tersebut.