Ratusan Calon Siswa Datangi SMKN 2 Wonosari Karena Bingung soal Prosedur PPDB SMA/SMK

Mereka datang ke sekolah untuk berkonsultasi soal prosedur Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang SMA/SMK.

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Alexander Ermando
Seorang calon siswa saat berkonsultasi di Posko Pengaduan PPDB SMKN 2 Wonosari, Senin (22/06/2020) 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Alexander Ermando

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Ratusan calon siswa beserta orangtuanya mendatangi SMK Negeri 2 Wonosari, Senin (22/06/2020).

Mereka datang ke sekolah untuk berkonsultasi soal prosedur Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang SMA/SMK.

Kepala SMKN 2 Wonosari, Ahmad Darmadi, menjelaskan Senin ini juga menjadi hari pertama pembukaan Posko Pengaduan PPDB untuk seluruh wilayah DIY.

"Kebetulan ini juga hari pertama pengajuan akun pendaftaran oleh calon peserta didik baru," jelas Ahmad.

Menurut Ahmad, proses pengajuan akun pendaftaran sebenarnya bisa dilakukan secara online.

Pelaksanaannya sendiri berlangsung pada 22-25 Juni lewat situs resmi PPDB DIY.

Namun, banyak orang tua calon siswa yang belum memahami bagaimana prosedur pengajuannya secara online.

Alhasil mereka pun mendatangi sekolah untuk berkonsultasi.

"Mereka merasa ada yang kurang jelas hingga sosialisasi kurang, sehingga datang ke sekolah," kata Ahmad.

Meski dibanjiri para calon siswa, Ahmad mengatakan pihaknya tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Mereka diminta mendaftar terlebih dahulu, agar tidak terjadi kerumunan di lingkungan sekolah.

Ahmad menjelaskan, langkah-langkah pengajuan akun pendaftaran sebenarnya sudah tertera jelas dalam buku panduan.

Namun proses aktivasi akun baru berjalan pada 29 Juni hingga 2 Juli, sebab harus melalui verifikasi.

"Pada hari pertama ini kami mencatat setidaknya ada 200 calon siswa yang mendaftar untuk berkonsultasi," ujarnya.

Banu Budiyono menjadi salah satu orang tua calon siswa yang turut berkonsultasi. Ia mengaku bingung dengan alur dan proses yang harus dilewati dalam proses pendaftaran kali ini.

Ia mengaku sudah mencoba mengikuti panduan saat melakukan pengajuan akun secara online.

Namun ia tetap merasa kurang jelas sehingga perlu konsultasi.

"Token pendaftarannya juga sudah ada, tapi saat coba diaktivasi malah berkali-kali gagal," tutur Banu.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved