Viral Medsos, Bubur Topeng Bu Nani di Yogyakarta, Begini Kisahnya
Viral Medsos, Bubur Topeng Bu Nani di Notoprajan, Ngampilan,Yogyakarta Begini Kisahnya
Penulis: Sri Cahyani Putri | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Beberapa hari ini sempat viral dengan adanya penjual bubur yang memakai topeng saat berjualan.
Penjual bubur tersebut bernama Nani Sugiarti yang tinggal di daerah Notoprajan, Ngampilan, Yogyakarta.
"Waktu itu saya jualan di rumah, ponakan saya kan mainan topeng terus saya pinjam lalu saya pakai.
Kebetulan ada pembeli yang kemudian memfoto terus dimasukkan ke grup WhatsApp terus tau-tau sudah viral kemana-mana," jelas Nani Sugiarti saat ditemui TribunJogja.com Sabtu (20/6/2020).
Perempuan 60 tahun ini mengaku, berjualan dengan memakai topeng sejak 1 bulan yang lalu.
"Pembeli yang melihat saya berjualan saat memakai topeng malah pada suka.
Terus ada yang kepengin nonton gara-gara sudah dishare di grup itu," ucapnya di sela-sela berjualan.
Sebelum berjualan bubur, Nani memiliki usaha lesehan warung makan yang bernama "Nesu Muleh Pak PM" yang berlokasi di ndalem Notoprajan.
Lesehan warung makan "Nesu Muleh Pak PM" menjual ayam, burung dara dan puyuh.
• Menjamur di Yogyakarta, Ditlantas Polda DIY Minta Pesepeda Tertib Lalu Lintas
• Video Viral Makam di Badan Jalan di Pulo Gadung, Ini Kisah Asal Usulnya
Namun karena ada pandemi Covid-19, lesehan warung makan "Nesu Muleh Pak PM" tutup sementara dan beralih berjualan bubur topeng.
"Jualan di Warung Nesu Muleh itu juga sudah memiliki banyak langganan tidak hanya di Yogyakarta maupun dari luar kota.
Kalau pas tanggal merah dan hari lebaran semua pada datang. Selama ada Covid-19 kan tidak boleh keluar terus saya daripada tidak kerja, untuk makan saya berjualan bubur.
Nama bubur topeng ini juga saya sendiri yang memberi nama," ungkapnya.
Bubur Topeng buka dari pukul 05.30 hingga pukul 10.00 WIB dan berlokasi di depan Hotel Mawar Asri Jalan H.Agus Salim Nomor 40, Notoprajan, Ngampilan, Yogyakarta.
"Dulu sebelum berjualan di sini, saya berjualan di halaman rumah, numpang tetangga yang dindingnya masih Gedeg (anyaman bambu). Kemudian baru pindah di pinggir jalan sini agar tambah langganan orang yang lewat bisa mampir.