Sport

Hindari Stres, Atlet Harus Tanamkan 'Mindset' Positif

Berbagai tips maupun trik yang disampaikan oleh para narasumber diharapkan dapat digunakan oleh para atlet maupun pelatih Pemusatan Latihan Daerah (Pu

Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Ari Nugroho
Istimewa
Tangkapan layar Webinar KONI DIY bertajuk 'Mengatasi Problema Psikologi Di Era Pandemi dan Kesiapan Memasuki New Normal Di Puslatda PON DIY', Kamis (18/6) kemarin 

Kedua, selalu fokus pada satu titik. Misal saat melakukan kegiatan latihan puslatda.

Ketiga, selalu sikapi informasi dengan bijak.

Sebab salah satu dari sumber stres adalah menerima informasi yang belum tentu benar.

Maka hendaknya saring sebelum sharing dan mengurangi hal demikian. Termasuk di dalamnya tontonan video, televisi, hingga media sosial.

Dalam mengatasi kebosanan pula, Aa’ Sentot juga mengimbau kepada atlet dan pelatih untuk selalu kembangkan sikap dan berpikir inovasi serta kreatif atau out of the box thinking.

Dirinya juga mendorong baik pelatih maupun atlet untuk selalu dapat berkomunikasi dan diskusi satu sama lain.

Kemudian untuk mempertahankan semangat dan daya juang, atlet dan pelatih juga harus bekerja keras dan tekun berlatih.

Namun demikian, dilakukan secara proporsional dan tidak over confidence atau berlebihan.

"Manajemen stres juga perlu dikembangkan, karena salah imbas dari kegiatan di rumah saja atau pengunduran jadwal PON, dan lainnya. Dengan mengendalikan pikiran, karena emosi sering menyebabkan stres. Ini bisa berakibat ke perasaan, pikiran, dan perilaku," jabarnya.

Misal tidak bisa tidur, gangguan makan, semangat menurun, pikiran buntu, emosi meningkat, dan sebagainya.

Sehingga perlu ada keseimbangan atau selingan kegiatan atau relaksasi. Misal dengan meditasi, yoga, pijat, mendengarkan musik, mengembangkan hobi, dan lain-lain.

KONI Dukung PSSI Kembali Gulirkan Kompetisi

Di sisi lain, pelaku olahraga juga hendaknya tidak malu, sungkan, atau takut untuk melakukan konsultasi dengan para ahli seperti dokter, psikiater, psikolog, dan lainnya, terlebih untuk masalah kejiwaan.

Serta selalu manfaatkan lingkungan untuk konsultasi. Semisal dengan pelatih, pembina, pengurus, dan orang tua.

Dirinya pun mengimbau kepada atlet dan pelatih untuk selalu berhati-hati dengan konsumsi obat, suplemen, hingga penyelesaian masalah dengan supranatural.

Hendaknya hal ini dikonsultasikan dengan ahlinya serta dengan pendekatan spiritual, diharapkan dapat menjadi pendukung untuk mengatasi berbagai masalah, sebagai pemacu dan pemicu untuk berprestasi.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved