Mulai Pekan Depan, Kusir Andong dan Penarik Becak yang Tak Patuhi Protokol Dilarang Masuk Malioboro

Kusir dan pengayuh becak wajib memakai masker dan face shield, termasuk menyiapkan hand sanitizer.

Tribunjogja.com | Agung Ismianto
Andong melintasi Jalan Malioboro, Selasa (11/6/2-19). Uji coba pedestrian Malioboro nantinya akan memprioritaskan moda tradisional becak kayuh dan andong. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Seluruh komunitas diwajibkan mematuhi protokol kesehatan, termasuk becak kayuh dan andong.

Kepala UPT Malioboro, Ekwanto, mengatakan pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada kusir andong dan pengayuh becak melalui paguyuban.

Kusir dan pengayuh becak wajib memakai masker dan face shield, termasuk menyiapkan hand sanitizer.

Selain itu, kusir dan pengayuh becak juga wajib memberikan sekat, baik dengan mika, akrilik, atau plastik.

"Sudah kita sosialiasikan lewat paguyuban, agar menyesuaikan dengan protokol kesehatan. Kusir kami minta untuk menyiapkan penyekat antara kusir dengan penumpang. Kalau becak biasanya kan sudah ada, tetapi digulung. Nah selama masa masa pandemi ini, kami minta agar dibuka,"katanya, Kamis (18/06/2020).

Pihaknya juga telah bersepakat dengan paguyuban andong dan becak, untuk melarang andong dan becak yang tidak memenuhi protokol kesehatan.

"Sudah ada kesepakatan, kalau tidak memenuhi protokol kesehatan ya nyuwun sewu kita minta untuk kondur (kita minta untuk pulang atau tidak boleh masuk). Mulai minggu depan,"sambungnya.

Hingga saat ini, masih sedikit andong dan becak di Malioboro yang beroperasi, hanya sekitar 5 persen saja.

Namun demikian protokol pencegahan COVID-19 wajib dipatuhi untuk mencegah penularan COVID-19.

Pengurus Paguyuban Andong Yogyakarta, Purwanto, mengungkapkan paguyuban andong masih terus melakukan sosialisasi terkuat penerapan protokol kesehatan.

Meski dianggap rumit, namun kusir andong mau menerima protokol baru tersebut.

"Itu imbauan dari pemerintah, kita sosialisasikan, ya agak rumit saja dalam sosialisasi, tapi kusir mau menerima. Sejak Jumat kemarin sudah kami terapkan, pakai masker, face shield, dan hand sanitizer. Kita juga sudah sepakat kalau tidak boleh masuk Malioboro kalau tidak memenuhi protokol itu, mulai 22 Juni,"ungkapnya.

Terkait penerapan jarak, ia mengaku kesulitan, sebab tidak mungkin menerapkan jarak saat mengendarai andong.

Namun demikian, ia memastikan penggunaan masker, face shield, dan hand sanitizer dilakukan.

"Kalau jaga jarak sulit, kan andong beda dengan bus atau kereta. Tidak mungkin menerapkan jarak. Tetapi kan biasanya yang naik andong itu keluarga, nanti di rumah juga bertemu lagi. Yang pasti harus pakai masker, face shield, dan hand sanitizer, jadi aman,"ujarnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Pengurus Paguyuban Becak Yogyakarta, Jiyono.

Meski tidak banyak pengayuh becak yang beroperasi, paguyuban menekankan kedisiplinan protokol kesehatan.

"Kami sosialisasikan terus, saat ini yang beroperasi paling sekitar 10an, tetapi ganti-gantian. Kami minta agar mendukung anjuran dari pemerintah, karena ini kan untuk kita semua. Harapannya dengan penerapan ini bisa menghidupkan lagi pariwisata di Kota Yogyakarta, dan pengayuh becak bisa mencari rezeki kembali,"tambahnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved