KADIN DIY : UMKM Perlu Stimulus untuk Bangkit dari Keterpurukan Akibat Pandemi Virus Corona

KADIN DIY : UMKM Perlu Stimulus untuk Bangkt dari Keterpurukan Akibat Pandemi Virus Corona

Penulis: Yosef Leon Pinsker | Editor: Hari Susmayanti
Tribunjogja/Nanda Sagita Ginting
Surani, perajin batik, pemilik UMKM Sanggar Jumputan Maharani saat menunjukan produk batiknya kepada TRIBUNJOGJA.COM, pada Senin (15/06/2020). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DIY menyebut upaya untuk mendorong kebangkitan para pelaku UMKM bukan perkara mudah.

Sejak pandemi melanda, para pelaku UMKM sangat kesulitan dalam hal penjualan produk.

Selain karena kebijakan pemerintah dalam melakukan pembatasan aktivitas masyarakat, warga sendiri juga dilanda ketakutan untuk beraktivitas di luar rumah hingga berimbas pada daya beli masyarakat yang turun.

Sekretaris Tim Gugus Tugas Ketangguhan Ekonomi Kadin DIY, Timotius Apriyanto mengatakan, dalam survey yang digelar oleh pihaknya bersama dengan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) terhadap 136 responden menunjukkan, dalam tempo sebulan sejak pandemi Covid-19 pelaku UMKM mengalami penurunan omzet hingga mencapai Rp46 miliar.

"Dalam kondisi riil dalam skala yang lebih luas, gambarannya tentu tidak akan jauh berbeda dengan gambaran dari survey ini, mengingat sebagian besar perekonomian di DIY ditopang oleh bisnis UMKM," ungkapnya, Kamis (17/6/2020).

Namun begitu, dunia usaha masih punya harapan untuk bisa melangsungkan usahanya.

Tetapi mengingat sebagian besar mengalami penurunan omzet dan bahkan tidak sedikit yang berpendapatan nol, maka perlu berbagai stimulus dari pemerintah berupa berbagai keringanan terkait pajak dan pembayaran angsuran pinjaman.

Kebijakan ini, juga perlu diikuti dengan pemberian fasilitas pinjaman lunak, agar para pelaku UMKM dapat mulai menggulirkan usahanya kembali.

Tiga Kelebihan Berinvestasi Emas Saat Perekonomian Tengah Terpuruk

Asa Baru Jelang New Normal, Bambang Mencoba Bangkit Setelah Terdampak Pandemi Virus Corona

“Hal-hal yang dapat memberatkan, harus dihilangkan dulu. Kalau perlu ada negosiasi khusus dengan lembaga pembiayaan.

Syukur kalau bisa dilakukan pemutihan. Selama ini, kebijakannya hanya berupa penundaan pembayaran pokok hutangnya, sedangkan pembayaran bunga tetap dilakukan.

Harapannya, kalau bisa benar-benar bisa dihentikan dulu kewajiban pembayaran sampai usaha mereka stabil kembali,” katanya.

Selain itu strategi berupa menggabungkan banyak usaha dalam satu “ruang bisnis”, para pelaku UMKM juga perlu didorong untuk lebih serius memanfaatkan berbagai simpul teknologi berbasis internet dan memanfaatkan artificial intelligence.

“Kami akan membuat rancangan desain perekonomian baru. Saat ini masih dalam kajian dan perumusan. Tapi intinya adalah bagaimana mendorong peningkatan bisnis UMKM dengan memanfaatkan teknologi,” katanya. (Tribunjogja/Yosef Leon Pinsker)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved