Antisipasi Penularan Covid-19, Pemulung TPST Piyungan Dilarang Sentuh dan Pungut Masker Bekas Pakai

Imbauan tersebut harus dipatuhi para pemulung, sebagai antisipasi penyebaran Covid-19 di lingkungan setempat.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Azka Ramadhan
Kondisi TPST Piyungan, Bantul. Foto diambil 15 Juni 2020. 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Pandemi Covid-19 turut meningkatkan konsumsi masyarakat terhadap masker, baik kain, maupun medis sekali pakai.

Para pemulung yang mengais rezeki di TPST Piyungan pun melakukan antisipasi karena khawatir masker bekas pakai tersebut membawa virus.

Ketua Komunitas Pemulung Mardiko, Maryono, berujar sejak corona mulai merebak di Yogyakarta dan sekitarnya, pihaknya sudah menekankan, supaya sampah medis yang sempat dipakai oleh ODP, PDP, serta positif Covid-19, jangan dilimpahkan ke pembuangan akhir.

"Ya, sejak jauh-jauh hari kami meminta, kalau pembuangan masker, atau apapun yang dipakai ODP, PDP dan positif, jangan dibuang ke sini," ujarnya, Selasa (16/6/2020).

Oleh sebab itu, hingga sejauh ini, para pemulung sangat jarang menemukan masker bekas pakai di kawasan tempat pembuangan terpadu itu.

Walau begitu, pihaknya pun tetap mengantisipasi, supaya pemulung jangan sampai salah langkah dalam memperlakukan sampah masker.

"Sepengetahuan kami, baik di pembuangan atas, maupun bawah, sampah masker itu tak banyak ya, hanya beberapa saja. Tapi, kalau misal ditemukan, kami instruksikan pada pemulung, agar jangan disentuh, apalagi diambil. Jadi, langsung ditimbun saja," ungkap Maryono.

Di samping itu, ia juga senantiasa mengimbau pemulung agar selalu mengenakan masker dan sarung tangan, ketika melakoni aktivitas di TPST Piyungan.

Menurutnya, imbauan tersebut harus dipatuhi para pemulung, sebagai antisipasi penyebaran Covid-19 di lingkungan setempat.

"Pemulung sudah pakai masker dan sarung tangan, walau belum semua, sejauh ini stok kami cukup ya, karena banyak yang mendonasikan. Tapi, terus terang, sekarang ini kami masih kekurangan handsanitizer untuk teman-teman pemulung di (TPST) Piyungan" ucapnya.

Sementara Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bantul, Sri Wahyu Joko Santosa, meminta pada masyarakat supaya bisa mengelola sendiri masker bekas pakainya.

Apalagi, ketika menempel di benda mati, virus seperti corona ini, bisa bertahan sekitar 6 jam.

"Kita sudah edukasi ke warga, semua masker, baik itu kain, atau medis, agar dilakukan pengelolaan sendiri, dibuang ke tempat sampah tertutup. Kalau bisa disobek-sobek dulu, atau dibakar saja, selama itu tidak bersama plastik ya, karena menyebabkan polusi udara," ujarnya.

"Memang, risiko penularan di pembuangan akhir terbilang kecil. Tapi, paling efektif ya dikeloa masing-masing, meski petugas sampah kita juga sudah dilengkapi masker, serta sarung tangan saat bertugas," imbuh dokter yang akrab disapa Oki tersebut. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved