Hubungan Kim Jong Un & Donald Trump Berakhir: Korea Utara Sebut Amerika Serikat Munafik!

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un tidak tertarik mempertahankan hubungan baik dengan presiden AS Donald Trump

Penulis: Joko Widiyarso | Editor: Joko Widiyarso
AFP PHOTO / SAUL LOEB
Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump 

Keputusan untuk tidak memutus komunikasi dari pihak Korsel dalam hubungannya dengan Korut merupakan upaya untuk mencoba dan membujuk Korea Utara agar negara tertutup itu mau menyerah atas program nuklirnya, di sisi lain, Korut juga telah mengalami sanksi internasional akan program tersebut.

Korea Utara dan Selatan sebenarnya masih dalam kondisi "perang" karena akhir dari perang 1950-1953 tidak ditutup dengan perdamaian, tetapi dengan gencatan senjata.

Pakar analis mengatakan, tindakan Korut lebih dari karena masalah para pembelot karena Korea Utara sedang dalam tekanan ekonomi di tengah krisis wabah corona dan mendapatkan sanksi internasional.

"Korea Utara tengah berada di situasi yang jauh lebih mengerikan dibandingkan apa yang kita pikir," ujar Choo Jae Woo, seorang profesor dari Universitas Kyung Hee.

"Saya pikir mereka mencoba untuk 'memeras' sesuatu dari Korea Selatan."

Memutus hubungan komunikasi merupakan "taktik lawas Pyongyang", tetapi bisa jadi menjadi berbahaya kali ini, ungkap Daniel Wertz seorang Komite Nasional Korea Utara yang berbasis di Amerika Serikat dalam kicauannya di Twitter.

Menurut Wertz, saluran komunikasi harian sangat dibutuhkan selama krisis. Untuk alasan itu, Korea Utara memutus agar menciptakan suasana yang berisiko tinggi.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved