Iran Hukum Mati Eks Pengawal Qassem Soleimani Karena Terlibat Spionase
Pria itu bernama lengkap Seyyed Mahmoud Mousavi Ismaili Majd. Di foto yang beredar, ia berada sangat dekat di belakang Qassem yang di foto itu
Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM, BEIRUT – Sebuah foto yang beredar di media sosial Iran memperlihatan sosok agen ganda yang diduga terlibat pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani.
Tapi juru bicara pengadilan Iran, Ghulam Hussein Ismaili, menjelaskan Mahmoud Majd dijatuhi hukuman mati karena berkaitan kejahatan keamanan atas Iran.
"Mahmoud Ismaili Majd memberikan informasi keamanan tentang angkatan bersenjata Iran dan tempat-tempat tinggal serta perjalanan Qassem Soleimani dengan imbalan menerima uang," kata Ghulam.
Kantor Berita Mazan, yang berafiliasi dengan pengadilan Iran menambahkan penjelasan lain, mata-mata itu di ada penjara ketika pembunuhan Qassem Soleimani.
• Kisah Washington Melabeli Iran dan Qassem Soleimani Sebagai Teroris Global
“Jadi bukan dia yang memberikan informasi tentang kedatangan Soleimani dan Abu Mahdi al-Mohandis di Bandara Baghdad," tulis pemberitaan media itu.
Meski demikian, diyakini tetap ada keterkaitan antara Majd dengan aksi pembunuhan Qassem yang dilakukan atas perintah Presiden AS Donald Trump.
Pria itu bernama lengkap Seyyed Mahmoud Mousavi Ismaili Majd. Di foto yang beredar, ia berada sangat dekat di belakang Qassem yang di foto itu tengah disambut Abu Mahdi al-Muhandis.
• Qassem Soleimani, Tokoh Sentral di Balik Kekalahan ISIS di Irak dan Suriah
Deputi Komandan Hasd Al-Shaabi atau Popular Mobilization Unit (PMU) Irak ini ikut tewas saat rudal Hellfire menghantam kendaraan yang menjemput Qassem di Bandara Baghdad, 3 Januari 2020.
Mousazi Majd disebut sebagai anggota pasukan Al Quds yang dipimpin Qassem. Posisinya yang sangat dekat dengan Qassem mengindikasikan ia termasuk satu di antara orang-orang pilihan dan terpercaya.

Pria ini telah ditangkap tahun lalu atas tuduhan spionase. Pada 25 Agustus 2019, ia telah diadili dan dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan Iran.
• Tadarus Virtual Mengupas Jenderal Qassem Soleimani, Jenderal Kenyang Perang yang Sufistik
Jadi saat Qassem Soleimani terbunuh awal 2020, Majd ada di dalam penjara di Iran. Namun penyelidikan sebelumnya menunjukkan ia punya koneksi dengan dinas rahasia Mossad dan CIA.
Keterlibatan Mossad dan CIA sejak awal sudah diendus berbagai media. Kantor brita Reuters dan Al Jazeera pernah memberitakannya.
Qassem terbunuh lewat serangan rudal Hellfire dari drone militer MQ-9 Reaper, sesaat setelah ia tiba di Bandara Baghdad, Irak, dari Damaskus, Suriah, 3 Januari 2020.
• Pascapembunuhan Jenderal Qassem Soleimani, Pemerintah Korea Utara Sempat Larang Warga Gunakan Ponsel
Situs berita media Israel, Haaretz.com, melansir kabar dari NBC News, Minggu (12/1/2020). Menurut laporan itu, informan di Damaskus memberitahu CIA kapan pesawat yang ditumpangi Soleimani lepas landas.
Dinas intelijen mengonfirmasi kabar dari Damaskus itu ke pihak Amerika. Menurut New York Times, Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu menelepon Menlu AS Mike Pompeo sebelum Qassem diserang.
Netanyahu menurut NYTimes menjadi satu-satunya pemimpin di kawasan Timur Tengah yang diberitahu tentang operasi pembunuhan itu.
Sesudah kabar dari Damaskus terkonfirmasi, agen lapangan CIA di Bandara Baghdad memeriksa dan memastikan segalanya sesuai jadwal.
• Pejabat Top CIA, Aktor Penting Pembunuhan Qassem Soleimani, Dikabarkan Tewas di Afghanistan
Qassem Soleimani dan empat pengawalnya secara rahasia naik pesawat Airbus A320 yang dioperasikan maskapai Champ Wing Airlines. Ini maskapai swasta di Suriah.
NBC News mewawancarai dua sumber guna mengurai mata rantai peristiwa ini. Informasi yang diperoleh memberi gambaran sama.
Otoritas keamanan Irak telah menahan empat pegawai Bandara Baghdad yang diduga kuat membantu bocornya jadwal penerbangan Champ Wing yang ditumpangi Qassem dari Damaskus.
• Rusia Kecam Ancaman AS Akan Bunuh Pengganti Qassem Soleimani
Kantor berita Reuters pada perkembangan lain melaporkan, berbarengan pembunuhan Qassem Soleimani, AS juga menggelar operasi sama di Yaman.
Pesawat nirawak AS mengincar seorang jenderal Garda Republik Iran, yang berada di Yaman, membantu kelompok Houthi. Namun serangan itu gagal menewaskan sasaran.
Keberadaan Qassem diduga terendus sejak ia di Damaskus, Suriah, sebelum terbang ke Baghdad, Irak, Kamis (2/1/2020). Qassem dan pengawalnya tiba Jumat (3/1/2020) sekitar pukul 00.30 waktu Baghdad.
Ia turun dari pesawat, langsung Wakil Komandan Popular Mobilization Unit (PMU) Abdul Mahdi al-Muhandis dan para pengawalnya.
Qassem dijemput di apron parkir, turun tangga pesawat langsung masuk kendaraan berkaca gelap yang dikawal secara bersenjata.
Penyelidikan langsung dipimpin Penasehat Keamanan Nasional Irak, Falih al-Fayadh, yang juga Kepala Popular Mobilization Forces (PMF).
Laporan yang ditulis kantor berita Reuters, dipublikasikan Aljazeera.com, Jumat (10/1/2020) memberi gambaran sementara perjalanan Qassem sejak dari Damaskus, naik maskapai swasta Champ Wings.
Pesawatnya Airbus A320. Qassem disertai empat pengawal Garda Republik Iran saat meninggalkan Suriah. Informasi lain sebelumnya menyebutkan, Qassem terbang dari Beirut Lebanon menuju Baghdad.
Menurut informasi yang diperoleh Reuters, Qassem Soleimani maupun para pengawalnya tidak terdaftar pada manifest penumpang Champ Wing Airlines.
Jenderal kharismatik Iran itu memilih maskapai umum atas pertimbangan keamanan pribadi. Ini menurut keterangan pihak yang mengetahui pengaturan keamanan untuknya.
Namun, kali ini jejak Qassem Soleimani terendus dan untuk terakhir kalinya ia terbang dari Bandara Internasional Damaskus sebelum terbunuh di Baghdad.
Setelah masuk mobil berkaca gelap, Qassem dan Muhandis meninggalkan apron parkir, diikuti sebuah kendaraan berisi pengawal. Perjalanan rombongan itu sangat dirahasiakan.
Begitu meninggalkan apron parkir dan melintasi jalan keluar dari Bandara Baghdad, rudal menghantam kendaraan pertama yang ditumpangi Qassem dan al-Muhandis.
Rudal kedua menghajar kendaraan pengawal di belakangnya. Kedua mobil hancur berkeping di tengah kobaran api dan kepulan asap ledakan rudal.
Rudal yang diduga belakangan jenis Hellfire RX-1 Ninja dilepaskan dari drone atau pesawat nirawak MQ1 Reaper yang melayang-layang di sekitar Bandara Baghdad sejak sebelum pesawat Champ Wing mendarat.
Badan Intelijen Irak dan keamanan langsung menutup rapat bandara sesudah serangan. Agen keamanan nasional Irak mencegah puluhan staf keamanan, polisi, imigrasi, staf maskapai, pergi meninggalkan area.
Penyelidikan difokuskan ke beberapa orang yang terkait langsun dengan penerbangan Champ Wing.
Para penyelidik Badan Keamanan Nasional Irak menemukan indikasi kuat jaringan mata-mata di dalam Bandara Baghdad terlibat membocorkan rincian informasi sensitif kedatangan Qassem Soleimani ke intelijen AS.
Para tersangka termasuk dua staf keamanan di bandara Baghdad dan dua karyawan Cham Wings.
"Seorang mata-mata di Bandara Damaskus dan satu lagi bekerja di pesawat," kata sumber penyelidik Irak.
Menurut para penyelidik Badan Keamanan Nasional Irak, para terduga atau tersangka pembocor ini bekerja untuk jaringan lebih luas, yang kemudian meneruskan informasinya ke intelijen militer AS.
Dua karyawan Cham Wings di Damaskus menurut pejabat Irak, narasumber Reuters, juga sedang diselidiki intelijen Suriah. Direktorat Intelijen Umum Suriah tidak menanggapi konfirmasi Reuters.
Di Baghdad, agen Keamanan Nasional menyelidiki dua pekerja keamanan bandara. Mereka anggota lembaga negara yang memilikibtugas khusus di bandara.
"Tugas sel mata-mata di Bandara Baghdad adalah mengkonfirmasi kedatangan target dan detail konvoinya," kata sumber di kalangan penyelidik Irak.
Humas Badan Keamanan Nasional Irak tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters. Misi Irak untuk PBB di New York juga tidak menanggapi permintaan komentar atas informasi ini.
Departemen Pertahanan AS juga menolak mengomentari apakah informan di Irak dan Suriah berperan dalam serangan mereka terhadap Qassem Soleimani.
Namun pejabat AS, yang meminta namanya tak disebut, kepada Reuters mengatakan AS secara cermat melacak pergerakan Soleimani selama berhari-hari sebelum hari pembunuhan.
Tapi ia menolak mengatakan bagaimana militer mampu menemukan lokasi keberadaan Qassem secara akurat pada malam serangan itu.
Perdana Menteri Irak Adil Abdul Mahdi mengungkapkan, pagi sebelum pembunuhan, ia dijadwalkan bertemu Qassem Soleimani yang datang ke Baghdad sebagai diplomat utusan Teheran.
Soleimani menurut Abdul Mahdi akan bertemu utusan Saudi, guna membahas deeskalasi situasi konflik di Irak dan Timur Tengah umumnya.(Tribunjogja.com/ Aljazeera.com//AMN/xna)