Kisah Ibu Muda di Demak Menari di Genangan Air Karena Prihatin Banjir Rob yang Terjang Desanya
Kisah ibu muda di Demak Menari di Genangan air karena prihatin banjir rob terjang desanya
TRIBUNJOGJA.COM,DEMAK - Banjir rob pantai Utara Jawa menggenangi pemukiman warga di sejumlah desa di Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
Banjir rob ini merupakan kejadian yang terus berulang setiap tahunnya.
Hal itupun membuat warga yang tinggal di pesisir tak heran lagi saat terjadi banjir rob.
Perubahan garis pantai secara signifikan sudah terpantau hingga mencapai 5 kilometer ke daratan.
Dampaknya, sebuah desa sudah tenggelam dan puluhan lainnya terancam mengalami nasib serupa.
Tanda-tandanya adalah adanya gelombang pasang yang secara rutin menyambangi pemukiman penduduk di pesisir wilayah Kecamatan Sayung, hingga Wedung, Kabupaten Demak Jawa Tengah.
Sudah tak terhitung lagi upaya yang dilakukan pemerintah maupun masyarakat untuk menanggulangi fenomena alam yang merugikan hidup warga.
Mulai dari pengurasan dengan pompa, rencana pembangunan tanggul laut, relokasi warga maupun penimbunan tanah supaya permukaan lantai rumah menjadi kering semua sudah dilakukan.
• Petani Magelang Tanam Padi di Atas Kolam Ikan : Irit Lahan, Tak Perlu Nyangkul dan Tanpa Bahan Kimia
Tetapi tampaknya sia-sia, sebab makin hari rob yang datang saat saat tertentu makin besar dan arusnya makin deras.
Di tengah berbagai wacana penanggulangan rob Demak, masyarakat dibuat terpana ketika seorang seniman asal Desa Purwosari Kecamatan Sayung Kabupaten Demak Jawa Tengah menggelar pertunjukan tari kontemporer di tengah banjir rob yang melanda kampungnya.
Mentari Isnaini, (27) mahasiswi S2 seni tari di sebuah perguruan tinggi di Jawa Tengah ini menyatakan keprihatinan dan membuat rekam jejak atas bencana rob dengan caranya sendiri.
Kostum dan make up minimalis terasa pas ketika perempuan kelahiran Demak, 6 Maret 1993 ini melenggak lenggok di dalam genangan air berlumpur setinggi lututnya.
Sesekali ia hentakkan sampur merah dengan tubuh kuyup terendam air laut yang betah menggenang di sekitar rumahnya.
Tubuh dan jiwanya bergerak seirama. Berteriak dalam diam. Melengkingkan permohonan pada sang pencipta. Melolongkan pertanyaan 'kenapa' dan 'bagaimana' bisa terjadi bencana dalam hidup mereka.
Mentari memberi judul tari itu dengan ' Rob Sayung 13 Mei'.