Menebar Kebaikan ala Komunitas Sejangkauan Tangan di Yogyakarta, Semangat Berbagi di Tengah Pandemi

Prihatin dengan dampak pandemi di berbagai sektor, menggugah Arief Winarko, seorang penggagas komunitas ini, untuk memulai gerakan kecil.

Penulis: Irvan Riyadi | Editor: Muhammad Fatoni
dok.istimewa
Komunitas Sejangkauan Tangan, membagikan paket sayuran secara gratis bagi warga terdampak covid-19. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Bila membahas soal dampak pandemi covid-19, seakan belum menemukan ujungnya.

Baik itu dari sisi kesehatan, ekonomi, ekologi, kehidupan sosial, hingga soal ketahanan pangan.

Namun, jiwa sosial dan semangat tolong-menolong yang dimiliki orang Indonesia, memberi ruang bagi harapan positif di tengah kehidupan bermasyarakat.

Satu contoh di antaranya yang dilakukan oleh komunitas “Sejangkauan Tangan”.

Sebuah komunitas yang terbentuk di kampung Kutu Wates, Sinduadi, Mlati, Sleman.

Soal Penerapan New Normal di DIY, Sri Sultan : Jangan Tergesa-gesa, yang di Rumah Sakit Masih Banyak

UPDATE Sebaran Virus Corona di Indonesia hingga Sabtu 30 Mei Pagi, Data Rincian Kasus di 34 Provinsi

Prihatin dengan dampak pandemi di berbagai sektor, menggugah Arief Winarko, seorang penggagas komunitas ini, untuk memulai gerakan kecil. 

Seperti namanya, Sejangkauan Tangan, apa yang dilakukan pun, dimulai dari yang terdekat, sesuai kemampuan, atau sejangkauan tangan, saja.

Komunitas ini, memilih untuk membagikan paket sayuran kepada masyarakat yang membutuhkan serta terdampak covid-19.

Sayuran tersebut, dibeli langsung oleh komunitas ini dari para petani di Desa Sumber, Dukun, Muntilan, Jawa Tengah.

Sayuran, lalu dipaketkan dalam bungkusan-bungkusan plastik. Jenis sayuran dalam paket itu pun beragam. 

Buncis, tomat, cabai, kol, bayam, wortel, timun, terong, hingga labu siam, ada dalam paket plastik.

Cara membagikannya pun cukup unik.

Paketan berisi sayuran, dicantelkan, atau digantungkan pada pagar di posko komunitas, serta tempat lain, sehingga masyarakat dapat mengambilnya, secara gratis.

Mengapa sayuran? Alasannya adalah, kandungan nutrisi dalam sayuran, dibutuhkan bagi tubuh, khususnya untuk menjaga imunitas.

Selain itu, tentang mudah dan murah. Mudah, karena sayuran cukup dikemas dengan sederhana, pengolahannya pun mudah.

Murah, sehingga dapat dijangkau oleh para anggota komunitas dalam pengadaannya. Padahal, mereka pun terdampak covid-19.

"Saya memilih desa Sumber, karena ada kedekatan ketika saya berkegiatan bersama di tahun 2019 bersama sangga bangun budhaya, sebuah komunitas kebudayaan dibawah lereng merapi. Dari komunitas ini, mayoritas adalah petani. Disituasi ini mereka juga terdampak covid-19, banyak sayur busuk tidak dapat terjual. Dari sini saya memulai untuk sejangkauan tangan," terang Arief Winarko.

Hal ini, pun mendapat respon positif dari beberapa pihak. Tidak hanya dari warga sekitar asal komunitas ini, namun hingga ke wilayah lain, yang mulai pula ikut berbagi setelah dipantik gerakan komunitas ini.

“Ini sungguh sangat luar biasa, disituasi pandemi ada orang-orang hebat peduli kepada sekitar, dari sejangkauan tangan kami warga Cabean belajar berbagi kepada sesama dan ikut memberikan sayur atau lainya di tempat yang sudah di sediakan,” kata Zuly, seorang warga yang berasal dari kampung Cabean, Bantul.

Bahkan, melalui gerakan ini pula, Arief Winarko, berhasil mengumpulkan kembali beberapa sahabat lamanya dari berbagai daerah, untuk bersama-sama bergerak serta mengabarkan kebaikan.

Gerakan berbagi, dimulai dari wilayah Kutu Wates, Sleman, kini merambah ke Baturetno, Bantul, Kampung Patangpuluhan, Yogyakarta, Kampung Cabean, Sewon, Bantul, dan beberapa lainnya.

Hingga saat ini, setidaknya, sudah 650 paket sayuran, sudah dibagikan.

Tampak cukup sederhana, memang. Namun, ternyata dampak dari ide berbagi sayuran tersebut, di sisi lain, cukup membantu para petani.

Selama pandemi Covid 19, penghasilan petani di Muntilan juga mengalami penurunan karena hasil panen yang melimpah tidak terserap masyarakat karena daya belinya yang rendah selama pandemi ini berlangsung.

Kabar Baik, Seminggu Nol Kasus Baru Covid-19 di Gunungkidul, Pasien Sembuh Bertambah 2 Orang

Daftar 12 Negara di Dunia yang Hingga Kini Dilaporkan Masih Bersih dari Wabah Virus Corona

Seorang petani sayur dari Desa Sumber, Mastur, mengungkapkan hal tersebut.

"Sebagai petani, kami sangat bersyukur dipertemukan orang-orang hebat yang peduli kepada petani di lereng Merapi wilayah Dukun untuk saling membantu dan berbagi. Masyarakat disini sangat antusias karena sayur yang mereka panen akhirnya ada yang membeli seperti  komunitas Sejangkauan Tangan dari Jogja," kata Mastur.

Kini, komunitas Sejangkauan Tangan, akan terus meningkatkan kuantitas maupun kualitas paket sayuran yang dibagikan, sehingga lebih banyak lagi masyarakat yang dapat dijangkau gerakan ini.

Serta, memberi ruang bagi pihak manapun, untuk terlibat dan berkontribusi dengan cara dan apa yang mereka bisa. 

Seperti namanya, Sejangkauan Tangan, melakukan, memberi, dimulai dari yang paling sederhana dan terdekat dari jangkauan tangan. Namun menebar dan menyebar, hingga kemana-mana. (tribun jogja/ air).

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved