Kisah Aiptu Srimulyono, Polisi yang Membantu Pemakaman Korban Covid-19: Cintaku untuk Pengabdian
Di tengah wabah virus corona, anggota Polri turun tangan melakukan pemakaman terhadap pasien Covid-19 yang meninggal dunia.
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Di tengah wabah virus corona, anggota Polri turun tangan melakukan pemakaman terhadap pasien Covid-19 yang meninggal dunia.
Apresiasi pun diberikan kepada Polri yang selain melakukan pengamanan demi memberi rasa aman dan nyaman, juga mengulurkan tangan untuk kegiatan sosial.
Satu di antara polisi yang mendarmabaktikan membantu pemakaman korban Covid-19 adalah
Aiptu Sri Mulyono.
Dia tercatat sebagai anggota Satbrimobda DIY yang menjabat sebagai Perwira Unit 3 Subden KBR (Kimia, Biologi, dan Radiokatif) Detasemen Gegana.
Bersama tujuh rekan lainnya secara bergantian bertugas melaksanakan pemakaman terhadap korban Covid-19 yang telah meninggal dunia.
Saat itu, dengan mengenakan pakaian APD (Alat Pelindung Diri) berwarna putih bertuliskan "BRI-MOB Jiwa Ragaku Demi Kemanusian" sedang melakukan persiapan sebelum dilaksanakannya proses penjemputan jenazah hingga pemakaman.
Dibantu oleh rekannya secara teliti pakaian hazmat berwarna putih tersebut dikenakan menutupi dirinya, dari ujung rambut hingga ujung kakinya.
Terlihat pada tangan dan kakinya dibalut dengan isolasi hingga tertutup rapat. Standar prosedur dari WHO ini harus dilakukan untuk memastikan dirinya aman dari paparan virus mematikan.
Risiko tertular covid-19 tidak bisa dikesampingkan, terutama terkait keselamatan diri dan keluarga yang dicintai. Membatasi diri untuk tidak berinteraksi dengan keluarga pun dilakukan.
Sedih pasti, rindu yang amat besar apalagi. Namun pengabdian kepada Ibu Pertiwi dan mengharap ridho Ilahi lah yang mampu menjadi penguat.
Dirinya menyadari, tugas ini tidak hanya berisiko terhadap dirinya, tapi juga orang disekitarnya termasuk keluarga.
Pria kelahiran Sragen Jawa Tengah 43 tahun yang lalu tersebut dijadwalkan untuk bergabung bersama dengan Tim BPBD DIY dan TNI akan menjemput jenazah di satu rumah sakit untuk dimakamkan.
Koordinasi pun dilakukan untuk memastikan kesiapan evakuasi jenazah dan lokasi pemakaman mengingat ketika seseorang mengenakan APD bisa dehidrasi jika waktunya terlalu lama.

Setelah dipastikan siap, seluruh tim evakuasi pemakaman melakukan penjemputan. Setibanya di ruang jenazah baik petugas maupun peti jenazah dilakukan penyemprotan disinfektan. Dekontaminasi ini dilakukan secara berulang hingga pemakaman selesai dilaksanakan.
Tak hanya sampai di situ, ketika petugas kembali di posko satgas selesai melakukan prosesi pemakaman korban Covid-19, dekontaminasi ini kembali dilakukan sesuai jalur dan tahapan yang telah ditentukan, petugas hingga peralatan dan kendaraan tak luput dari semprotan cairan disinfektan.