Yogyakarta
Tak Bisa Andalkan Platform Daring, Pedagang Pasar Sandang Beringharjo Minta Pemotongan Sewa
Kondisi penjualan Pasar Sandang Beringharjo lantai 2 dan 3 lesu sejak Februari 2020. Kelesuan itu semakin parah saat pandemi mewabah di Indonesia seja
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Ari Nugroho
“Kita nggak harapkan. Satu-satunya ya yakin kalau nanti pulih, Jogja itu perekonomiannya maju kalau sekolah dibuka, kuliah masuk lagi. Bandara, wisata dibuka lagi. Kalau nggak kita nggak bisa berharap,” tuturnya.
• H-3 Idulfitri, Harga Cabai dan Bawang Putih di Pasar Beringharjo Naik
Remon menambahkan, satu-satunya yang mereka harapkan untuk membantu perekonomian para pedagang saat ini adalah pemotongan sewa toko sebesar 100 persen alias gratis.
“Satu-satunya yang kami harapkan pemotongan sewa itu. Mudah-mudahan dikabulkan,” imbuhnya.
Di situasi pandemi ini, para pedagang Pasar Sandang Beringharjo Lantai 2 dan 3 yang berjumlah sekitar 270 pedagang telah mendapat potongan sewa toko sebesar 75 persen.
Namun, dengan pemotongan itu paguyuban pedagang menilai belum mampu menutupi biaya operasional yang mereka keluarkan.
Pihaknya pun telah mengajukan usulan pemotongan sewa menjadi 100 persen kepada UPT Pusat Bisnis Pasar Beringharjo.
“Kami mengajukan 100 persen tidak membayar sewa. Tapi biaya lampu dan service charge (biaya perawatan pasar) masih kami bayar penuh. Harga sewa di sini termasuk mahal. Saat ini kami masih menunggu keputusannya,” papar Remon.
Remon menjelaskan, selama ini para pedagang masih membuka toko karena memikirkan nasib para karyawannya.
“Kami tidak ingin mereka sampai di-PHK. Kami juga mengikuti imbauan pemerintah agar tidak mem-PHK karyawan. Karyawan ada yang sudah bekerja bersama kami 10 tahun,” ungkapnya.
Dia menambahkan, sejauh ini banyak pedagang yang memberlakukan sistem sif kepada karyawannya. Namun, tidak sedikit juga pedagang yang terpaksa menutup tokonya.
• H-7 Idulfitri, Aktivitas di Pasar Beringharjo Masih Lengang
Menanggapi usulan relaksasi biaya sewa, Kepala UPT Pusat Bisnis Pasar Beringharjo, Sri Riswanti sebelumnya mengatakan pihaknya masih dalam proses pengajuan usulan tersebut.
“Untuk relaksasi pembayaran sewa sudah diberikan keringanan untuk April dan Mei sebesar 75 persen. Untuk selanjutnya baru proses pengusulan kembali,” ungkap Sri.
Sementara, terkait lapak daring Pasar Beringharjo Sri berharap suatu hari hal itu dapat dikembangkan dan dimanfaatkan para pedagang.
Saat ini, dia mengakui bahwa aplikasi yang ada masih sebatas etalase daring, namun pihaknya pun mengupayakan untuk meningkatkan kulitasnya menjadi marketplace khusus Pasar Beringharjo.
"Saat ini sifatnya masih etalase, akan segera kami tingkatkan menjadi marketplace sehingga Beringharjo segera akan memiliki lapak virtual," bebernya.