Persaingan Amerika Serikat dan China Hasilkan Vaksin Corona untuk Dunia?

Amerika Serikat menyatakan, jika negara mereka yang pertama mengembangkan vaksin virus corona, maka bakal segera dibagikan ke seluruh dunia.

Editor: Iwan Al Khasni
NICOLAS ASFOURI / AFP
Seorang insinyur melihat sel-sel ginjal monyet ketika dia melakukan tes pada vaksin eksperimental untuk virus corona COVID-19 di dalam laboratorium Ruang Budaya Sel di fasilitas Biotek Sinovac di Beijing. Sinovac Biotech sedang melakukan satu dari lima uji klinis vaksin potensial yang telah disahkan di Cina 

Tribunjogja.com Amerika - China dan Amerika sama-sama mengembangkan penelitian untuk menemukan vaksin virus corona. Keduanya juga sama-sama berniat akan menjadikan vaksin jadi barang yang akan dikonsumsi oleh seluruh negara di dunia.

Amerika Serikat menyatakan, jika negara mereka yang pertama mengembangkan vaksin virus corona, maka bakal segera dibagikan ke seluruh dunia.

Pernyataan itu disampaikan oleh Francis Collins, Kepala Institut Kesehatan Nasional (NIH), dalam wawancara dengan kantor berita AFP.

Pemerintahan Presiden Donald Trump menyiratkan meski nantinya bakal membagi data ilmiah, mereka akan memfokuskan obat untuk kebutuhan internal.

Namun, Collins sepakat dengan China dan Perancis, bahwa vaksin virus corona jika nantinya ditemukan haruslah menjadi "kebutuhan pokok dunia".

"Jelas jika kami punya vaksin yang bekerja, saya akan memastikan secepatnya tersedia (di Afrika) dan Amerika Selatan. Lihat Brasil," papar dikutip Tribunjogja.com dari kompas.com.

Dia menegaskan, sebagai negara adikuasa di Bumi ini, AS tidak hanya bertanggung jawab atas penduduknya.

"Ini akan menjadi hal yang menyedihkan," ujar dia. NIH adalah salah satu badan penelitian terbaik dunia, di mana mereka disokong dengan bujet 42 miliar dollar AS (Rp 618,4 triliun).

Mereka menggandeng perusahaan swasta untuk menemukan obat virus corona, yang sudah membunuh lebih dari 320.000 orang di seluruh dunia.

Washington sudah ancang-ancang memproduksi setidaknya 300 juta vaksin pada Januari 2021, yang akan cukup memenuhi kebutuhan internal.

Jika nantinya AS sukses, apakah mereka akan mengirim obat itu ke negara rentan, daripada memasarkannya ke publik Amerika lain yang kaya?

Dilansir Rabu (20/5/2020), Collins menjawab ya, di mana dia menekankan bahwa ramalan akan didasarkan pada "seberapa besar harapan yang dimiliki".

"Secara pribadi, saya merasa obat ini harus menjadi perhatian terbesar, dan bukan dilakukan pada 2022 mendatang," kata Collins.

"Mungkin, secepatnya hingga akhir tahun ini, kami akan bisa melakukan sesuatu (dalam memproduksi vaksin)," lanjut dia.

Perusahaan biotek AS Moderna pada 18 Mei 2020 melaporkan hasil posfitif pada tes klinis pertama yang dilakukan pada sejumlah kecil sukarelawan
Perusahaan biotek AS Moderna pada 18 Mei 2020 melaporkan hasil posfitif pada tes klinis pertama yang dilakukan pada sejumlah kecil sukarelawan (Maddie Meyer / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / AFP)

Salah satu proyek pengembangan vaksin virus corona yang sudah sedemikian maju di dunia dilakukan raksasa farmasi Moderna, yang bekerja sama dengan NIH.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved